31 Juli 2010


ASKEP KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

TINJAUAN TEORI TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
PADA AREA LINGKUNGAN KERJA

Pengertian
Pemberian pelayanan kesehatan di bawah pengawasan medis pada orang sakit atau kecelakaan kerja atau orang yang menjadi sakit atau tiba-tiba mengalami kecelakaan kerja ( Departemen Tenaga Kerja AS )

Praktik keperawatan spesialis yang memberi pelayanan kesehatan kepada pekerja atau populasi pekerja yang berfokus pada promosi, proteksi dan perbaikan kesehatan pekerja dalam konteks kesehatan lingkungan kerja ( Asosiasi Perawatan Kesehatan Kerja Amerika )

Spesialisasi ilmu kesehatan beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental ataupun sosial dengan usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit, gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta faktor-faktor umum. ( Nasrul Effendi )

Tingkat Pencegahan Gangguan Kesehatan dan Kecelakaan Akibat Kerja
1.Peningkatan Kesehatan
Pendidikan kesehatan kepada pekerja
Peningkatan dan perbaikan gizi
Penyediaan perumahan dan lingkungan kerja yang sehat bagi pekerja
Rekreasi bagi pekerja
Pemeriksaan sebelum kerja
2.Perlindungan khusus
Imunisasi
Higiene dan sanitasi lingkungan kerja yang sehat
Pengenalan dan perlindungan diri terhadap bahaya akibat kerja
Perlindungan terhadap faktor karsinogen dan alergi
3.Diagnosa dini dan pengobatan yang tepat
Mencari tenaga kerja terhadap gangguan penyakut tertentu
General ceck up secara teratur
Penyaringan

4.Pencegahan kecacatan
Pengobatan yang adekuat untuk mencegah dan menghentikan proses penyakit
Perawatan yang baik
5.Pemulihan
Latihan dan pendidikan untuk melatih ketrampilan yang ada
Penempatan tenaga cacat secara selektif
Menyediakan tempat kerja yang dilindungi
Terapi kerja di rumah sakit

Upaya-upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
1.Substitusi
2.Ventilasi umum
3.Ventilasi keluar setempat
4.Isolasi
5.Pakaian atau alat pelindung
6.Pemeriksaan sebelum kerja
7.Pemeriksaan kesehatan secara berkala
8.Penerangan yang cukup
9.Pendidikan kesehatan
10.Lingkungan kerja yang sehat

ASUHAN KEPERAWATAN
A.Pengkajian
Pengkajian status kesehatan pekerja dan kebutuhan pelayanan kesehatan berdasarkan perspektif epidemiologi meliputi berbagai dimensi antara lain :
1.Dimensi Biofisikal
2.Dimensi Psikologi
3.Dimensi Fisik
4.Dimensi Sosial
5.Dimensi Tingkah Laku
6.Dimensi Sistem Kesehatan
Perawat komunitas harus memperhatikan kelima dimensi tersebut karena akan sangat mempengaruhi derajat kesehatan masing-masing individu
1.Dimensi Biofisikal
Faktor biologi manusia yang perlu dikaji pada status kesehatan pekerja termasuk di dalamnya adalah kematangan dan usia, warisan genetik dan fungsi fisiologis
2.Dimensi Psikologis
Pada pengkajian dimensi psikologis perawat komunitas mengidentifikasi masalah psikologi pada lingkungan kerja dan mengkaji faktor yang berkontribusi terhadap masalah psikologinya. Masalah psikologi dapat dimanifestasikan dengan adanya penyalahgunaan obat, kekerasan, gangguan kejiwaan, neurosis, dan kelemahan.
Beberapa indikasi adanya masalah psikologi yang perlu dikaji :
Sering tidak masuk kerja
Perubahan mood, perubahan dalam berhubungan dengan orang lain
Peningkatan insidensi kecelakaan
Kelemahan, kelelahan, penurunan energi
Penurunan atau peningkatan berat badan
Peningkatan tekanan darah
Penyakit yang berhubungan dengan stress (gastritis, ulkus peptikum)
3.Dimensi Fisik
Lingkungan fisik merupakan faktor yang turut mempengaruhi derajat kesehatan dalam lingkungan kerja. Kategori lingkungan fisik yang berisiko menyebabkan gangguan kesehatan seperti :
Bahan kimia
Radiasi, suara, getaran, terpapar panas dan dingin
Aliran listrik, api dan lantai
4.Dimensi Sosial
Lingkungan sosial dalam lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi status kesehatan dapat bersifat positif dan negatif. Yang termasuk lingkungan sosial diantaranya : kualitas interaksi sosial diantara pekerja, nilai terhadap pekerjaan dan kesehatan, ada tidaknya diskriminasi, jenis kelamin atau tekanan lain yang dapat mempengaruhi produktifitas pekerja.
5.Dimensi Tingkah Laku
Faktor gaya hidup yang dipertimbangkan di sini termasuk :
Jenis pekerjaan
Istirahat dan latihan
Penggunaan alat pengaman

Pedoman Pengkajian Kesehatan Lingkungan Kerja
1. Dimensi Biopsikal meliputi :
Umur, jenis kelamin, suku bangsa pekerja
Apakah ada kondisi kecacatan pada populasi pekerja
Berapa angka insidensi dan prevalensi penyakit
Apakah ada faktor predisposisi terjadinya penyakit
Bagaimana tingkat ketidakhadiran
Apa jenis pekerjaannya
Bagaimana status imunisasinya
Bagaimana hasil skrining testnya

2.Dimensi Psikologi
Bagaimana organisasi hari kerjanya
Bagaimana kualitas keindahan lingkungannya
Bagaimana hubungan antar pekerja
Bagaimana hubungan pekerja dengan atasan
Bagaimana nilai dan sikap pekerja
Bagaimana gaya supervisi pimpinan
Bagaimana evaluasi pekerjaan
Bagaimana pembagian kerjanya
Bagaimana kontrol kerjanya
Apakah ada sumber stress dalam lingkungan kerja
Bagaimana tingkat konflik keluarga
Apakah ada program manajemen stress di lingkungan kerja
3.Dimensi Fisik
Bagaimana sistem transportasi pekerja
Bagaimana keamanan area parkir
Bagaimana penggunaan pestisida dan racun dalam lingkungan kerja
Apakah ada polusi dalam lingkungan kerja
Bagaimana sistem pemadam kebakaran
Apakah ada potensi terpapar substansi beracun
Bagaimana tingkat keterpaparan terhadap cuaca
Apakah ada potensi terjadinya jatuh
Apakah ada binatang atau serangga di lingkungan kerja
Apakah ada alargen tumbuhan dan racun di lingkungan kerja
Bagaimana kondisi suhu, penerangan, ventilasi
Bagaimana tingkat kebisingan
Bagaimana pengolahan makanan dan penyimpanannya
Bagaimana fasilitas toiletnya
Bagaimana fasilitas pembuangan limbah dan pengolahan sampah

4.Dimensi Sosial
Bagaimana kondisi ekonomi pekerja
Bagaimana sistem penggajian pekerja
Bagaimana sistem pelayanan kesehatan yang ada
Bagaimana pengorganisasian antar pekerja
Apakah ada potensi terjadi kekerasan di lingkungan kerja
Apakah ada konflik dalam organisasi
Bagaimana latar belakang budaya pekerja
Apakah bahasa yang digunakan
Bagaimana tingkat pendidikan pekerja
5.Dimensi Tingkah laku
Bagaimana pola komunikasi antar pekerja
Bagaimana kualitas pemberian nutrisi
Bagaimana status nutrisi pekerja
Bagaimana pengetahuan tentang nutrisi
Apakah ada kebiasaan konsumsi alkohol, merokok, penggunaan obat
Bagaimana pola aktivitas pekerja
Bagaimana istirahat pekerja
6.Dimensi Sistem Kesehatan
Bagaimana pelayanan kesehatan di lingkungan kerja
Bagaimana kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan
Bagaimana penggunaan fasilitas kesehatan oleh pekerja
Bagaimana tingkah laku pekerja dalam mencari pelayanan kesehatan
Bagaimana kemudahan mendapatkan informasi kesehatan
Bagaimana kontrol dan monitoring terhadap pelayanan kesehatan



Pedoman Pengkajian Kesehatan Lingkungan Kerja

1. Dimensi Biopsikal meliputi :
Umur, jenis kelamin, suku bangsa pekerja
Apakah ada kondisi kecacatan pada populasi pekerja
Berapa angka insidensi dan prevalensi penyakit
Apakah ada faktor predisposisi terjadinya penyakit
Bagaimana tingkat ketidakhadiran
Apa jenis pekerjaannya
Bagaimana status imunisasinya
Bagaimana hasil skrining testnya

2. Dimensi Psikologi
Bagaimana organisasi hari kerjanya
Bagaimana kualitas keindahan lingkungannya
Bagaimana hubungan antar pekerja
Bagaimana hubungan pekerja dengan atasan
Bagaimana nilai dan sikap pekerja
Bagaimana gaya supervisi pimpinan
Bagaimana evaluasi pekerjaan
Bagaimana pembagian kerjanya
Bagaimana kontrol kerjanya
Apakah ada sumber stress dalam lingkungan kerja
Bagaimana tingkat konflik keluarga
Apakah ada program manajemen stress di lingkungan kerja
3.Dimensi Fisik
Bagaimana sistem transportasi pekerja
Bagaimana keamanan area parkir
Bagaimana penggunaan pestisida dan racun dalam lingkungan kerja
Apakah ada polusi dalam lingkungan kerja
Bagaimana sistem pemadam kebakaran
Apakah ada potensi terpapar substansi beracun
Bagaimana tingkat keterpaparan terhadap cuaca
Apakah ada potensi terjadinya jatuh
Apakah ada binatang atau serangga di lingkungan kerja
Apakah ada alargen tumbuhan dan racun di lingkungan kerja
Bagaimana kondisi suhu, penerangan, ventilasi
Bagaimana tingkat kebisingan
Bagaimana pengolahan makanan dan penyimpanannya
Bagaimana fasilitas toiletnya
Bagaimana fasilitas pembuangan limbah dan pengolahan sampah

4.Dimensi Sosial
Bagaimana kondisi ekonomi pekerja
Bagaimana sistem penggajian pekerja
Bagaimana sistem pelayanan kesehatan yang ada
Bagaimana pengorganisasian antar pekerja
Apakah ada potensi terjadi kekerasan di lingkungan kerja
Apakah ada konflik dalam organisasi
Bagaimana latar belakang budaya pekerja
Apakah bahasa yang digunakan
Bagaimana tingkat pendidikan pekerja
5.Dimensi Tingkah laku
Bagaimana pola komunikasi antar pekerja
Bagaimana kualitas pemberian nutrisi
Bagaimana status nutrisi pekerja
Bagaimana pengetahuan tentang nutrisi
Apakah ada kebiasaan konsumsi alkohol, merokok, penggunaan obat
Bagaimana pola aktivitas pekerja
Bagaimana istirahat pekerja

6.Dimensi Sistem Kesehatan
Bagaimana pelayanan kesehatan di lingkungan kerja
Bagaimana kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan
Bagaimana penggunaan fasilitas kesehatan oleh pekerja
Bagaimana tingkah laku pekerja dalam mencari pelayanan kesehatan
Bagaimana kemudahan mendapatkan informasi kesehatan
Bagaimana kontrol dan monitoring terhadap pelayanan kesehatan
http://ktiskripsi.blogspot.com/
lihat artikel tentang - ASKEP KOMUNITAS
Konetn 1 Konten 2 Konten 3 Konten 4 Konten 5


Askeb Kehamilan Ektopik

ASUHAN KEBIDANAN ASKEB KEHAMILAN EKTOPIK

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah SWT limpahkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan kasih sayang bagi alam semesta dan nabi yang telah membawa umat manusia untuk menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Kami bersyukur kepada Allah karena makalah kami dapat selesai pada waktunya. Judul makalah yang kami buat adalah “KEHAMILAN EKTOPIK yang kami harap dihari mendatang dapat bermanfaat bagi pembaca serta membangun semangat pembaca.
Dan kami juga mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca agar kedepannya kami dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan pada makalah kami ini. Lebih dan kurang kami mohon maaf, terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Bidan adalah salah satu pemberi pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat, dituntut peran serta, fungsi dan aplikasinya didalam menilai serta menentukan langkah awal dan kapan melakukan rujukan kefasilitas kesehatan yang paling tinggi. Beberapa tahun yang lalu pendidikan bidan hanya sebatas DI saja, yang disebut dengan Program Pendidikan Bidan (PBB), dimana bidan D1 belum memahami dan menerapkan secara professional manajemen kebidanan yang baik dan benar. Sesuai dengan perkembangan pendidikan, maka pendidikan bidan dibuka pada tahun 1996 menjadi Akademi Kebidanan (DIII), SK MENKES RI No. 4118 1987 dan SK MENDIKBUD RI No: 009/4/1996 untuk memenuhi tuntutan profesionalisme guna meningkatkan mutu dan kualitas bidan itu sendiri dan memahami bagaimana manajemen kebidanan yang baik dan benar dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus, Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%. apabila tidak diatasi atau diberikan penanganan secara tepat dan benar akan membahayakan bagi sipenderita itulah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini.
(Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
B.Tujuan
1. Agar mahasiswi dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala kehamilan ektopik
2. dapat mengetahui cara-cara penanganan kehamilan ektopik.
3. Untuk mengatahui sebab dan faktor pencetusnya.
C.Manfaat
Sebagai bacaan bagi mahasiswi agar dapat menambah pengetahuan mengenai kehamilan ektopik.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.KONSEP DASAR
A.pengertian
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus ,tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang rudimenter dan divertikel pada uterus.
Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik berumur antara
20-40 tahun dengan umur rata-rata 30 tahun,frekwensi kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0%-14,6%.
(Sarwono Prawiroharjho, Ilmu Kebidanan, 2005)
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavum uteri.
(kapita selekta kedokteran,2001)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi,berimplantasi dan tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri.
Istilah kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga dipakai,oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam uterus tetapi tidak pada tempat yang normal.
(Sarwono prawirohardjo,ilmu kandungan,2005)
B.etiologi
Etiologi kehamilan ektopik telah banyak diselidiki,tetapi sebagian besar penyebabnya tidak diketahui.
faktor-faktor yang memegang peranan dalam hal ini ialah sebagai berikut :
• Faktor tuba,yaitu salpingitis,perlekatan tuba,kelainan konginetal tuba,pembedahan sebelumnya,endometriosis,tumor yang mengubah bentuk tuba dan kehamilan ektopik sebelumnya.
• Kelainan zigot,yaitu kelainan kromosomdan malformasi.
• Faktor ovarium,yaitu migrasi luar ovum dan pembasaran ovarium.
• Penggunaan hormone eksogen.
• Faktor lain,antara lain aborsi tuba dan pemakaian IUD
( Dr.Rustam Mochtar, sinopsis Obstetri, 2000).
C.tanda dan gejala
Gambaran kehamilan ektopik yang belum terganggu tidak khas dan penderita maupun dokter biasanya tidak mengetahui adanya kelainan dalam kehamilan.
Pada umumnya penderita menunjukkan gejala-grjala sebagai berikut:
AmenorhoeØ
Nyeri perut bagian bawah
Ø
Gejala kehamilan muda
Ø
Level HCG rendah
Ø
Perdarahan pervaginam berwarna coklat tua
Ø
Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks
Ø
Digoyangkan dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.
(Kapita selekta kedokteran, 2001)
Gejala dan tanda kehamilan ektopik sangat berbeda-beda dari perdarahan banyak tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapatnya gejala tidak jelas ,sehingga sukar membuat diagnosisnya,gejala dan tanda bergantung pada lamanya kehamilan ektopik,abortus atau
rupture tuba,tuanya kehamilan,derajat perdarahan yang terjadi dan keadaan umum penderita sebelum hamil.
(Dr.rustam mochtar,synopsis obstetri,2000)
D.patofisiologi
Karena tuba bukan tempat untuk pertumbuhan hasil kosepsi tidak mungkin janin tumbuh secara utuh seperti dalam uterus.sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6-10 minggu.
Mengenai nasib kehamilan tuba terdapat beberapa kemungkinan,
Yaitu:
1.Hasil kosepsi mati dan diresorbsi
pada implantasi secara kolumner,ovum yang dibuahi cepat mati karena vaskularisasi kurang dan dengan mudah terjadi resorbsi total.dalam keadaan ini penderita tidak mengeluh apa-apa hanya haidnya terlambat untuk beberapa hari.
2.abortus ke dalam lumen tuba
Perdarahan yang terjadi karena pembukaan pembuluh darah oleh villi koriales pada dinding tuba di tempat implantasi dapat melepaskan mudigah dari dinding tersebut sama-sama dengan robeknya pseudokapsularis.pelepasan ini dapat terjadi sebagian atau seluruhnya tergantung pada derajat perdarahan perdarahan yang timbul.
3.ruptur dinding tuba
Rupture tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya ada kehamilan muda,sebaiknya rupture pada pars interstisialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut.faktor utama yang menyebabkan rupture ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke perineum.
Rupture dapat terjadi secara spontan atau karena trauma ringan seperti coitus dan pemeriksaan vaginal.
(Sarwono Prawirohardjo,ilmu kebidanan, 2005)
E.Penanganan
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparatomi,dalam tindakan demikian beberapa hal harus diperhatikan dan dipertimbangkan yaitu : kondisi penderita pada saat itu,keinginn penderita akan fungsi reproduksinya,lokasi kehamilan ektopik,kondisi anatomic organ pelvic,kemampuan teknik bedah mikro,dokter operator dan kemampuan teknologi fertilisasi invitro setempat.hasil pertimbangan ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi pada kehamilan tuba,atau dapat dilakukan pembedahan konservatif dalam arti hanya dilakukan salpingostomi.
Apabila keadaan penderita buruk,misalnya dalam keadaan syok,lebih baik dilakukan salpingektomi.pada kasus kehamilan ektopik di pars ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
Criteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah :
• Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah
• Diameter kantong gestasi ≤ 4cm;
• Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml
• Tanda vital baik dan stabil
Obat yang digunakan ialah methotrexate 1 mg/kg IV dan citrovorum factor 0,1 mg/kg 1 M berselang seling setiap hari selama 8 hari.dari seluruh 6 kasus yang di obati,satu kasus dilakukan salpingektomia pada hari ke-12 karena gejala abdomen akut,sedangkan 5 kasus berhasil diobati dengan baik.
2APLIKASI DALAM MANAJEMEN KEBIDANAN
I. pengumpulan data
Data subjektifÄ
Mengalami mual dan muntah
v
Nyeri perut bagian bawah
v
Terjadi perdarahan berwarna coklat tua
v
haid tidak teratur
v
Data objektifÄ
pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeri
v
suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun
v
pada kasus ini mendadak biasanya ditemukan anemia
v
tanda vital dapat baik sampai buruk
v
Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan (nyeri goyang porsio).
v
Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+),
v
kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG
v
II. Diagnosa/masalah
Kehamilan ektopik.
III. Masalah potensial
IV. Tindakan segera
V. Perencanaan
Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,v
Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali
v
Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi
v
anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu
v
Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.
v
VI.Pelaksanaan
• Berikan Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan 40-60 tetes / menit
• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 370
• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :
a. Laparatomi
b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba
c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1 mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda vital baik.
VII.Evaluasi
a. Keadaan umum ibu sudah mulai membaik
b. TTV ibu masih dalam batas normal
c. Ibu mengerti dengan pejelasan dokter
d. Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter
e. Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Anamnesa
Tanggal anamnesa : 10 juni 2007
Nama : Ny. Rahma
Umur : 33 tahun
Suku : minang
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
1. Alasan kunjungan : ada keluhan
2. Keluhan-keluhan :- Mengalami perdarahan sedikit dan berwarna kecoklatan
- Haid tidak teratur
- Nyeri pada perut bagian bawah
HPHT : 25 maret 2007
B.Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran : Samolen
2. TTV :
-TD : 120/ 80 mmHg
-DN : 78 kali/I
-R : 24 kali/I
-S : 370 C
3.Muka : pucat
4.Abdomen :
1. Inspeksi
Pembesaran perut : sesuai dengan usia kehamilan
Acites : tidak ada
2. Palpasi :
a. Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri
b. Uterus diraba maka teraba sedikit membesar
c. Kavum douglas yang menonjol.
3. Auskultasi :
-Tidak terdengar DJJ
C. Askeb dalam SOAP
a.Data Sujektif
- Mengalami perdarahan sedikit dan berwarna kecoklatan
- Haid tidak teratur
- Nyeri pada perut bagian bawah
-HPHT : 25 maret 2007.
b.Data objektif
- pemeriksaan servik menyebabkan rasa nyeri
- suhu kadang-kadang naik kadang-kadang turun
- tanda vital dapat baik sampai buruk
- Saat pemeriksaan adneksa dengan vaginal touché, ada nyeri bila porsio digerakkan
- Pemeriksaan penunjang diagnostik : urine B-hCG (+),
- kuldosentesis (ditemukan darah di kavum Douglasi), USG
c.Assesment
Kehamilan ektopik
d.planning
- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,
- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali
- Beri ibu makanan yang bergizi
- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi
- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu
- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan yang dimaksud disini adalah kesenjangan dan kesamaan yang ada diantara konsep teoritis tentang KEHAMILAN EKTOPIK. Dalam hal ini penulis menemukan beberapa kesenjangan dan kesamaan antara lain :
A.Pengkajian
Secara teoritis penulis melakukan pengkajian pada pasien dengan kasus kehamilan ektopik,dimana pada kasus ini biasanya terjadi gejala kehamilan muda seperti mual dan muntah.
B.identifikasi masalah/diagnosa
Setelah dilakukan pengkajian pada Ny.Rahma kemudian data itu dapat di interpretasikan menjadi diagnosa dan masalah
A.diagnosa
Kehamilan ektopik
B.Masalah
- cemas
- kurang nafsu makan dikarenakan mual dan muntah
C.masalah potensial
Penulis tidak menemukan masalah potensial
D.tindakan segera
Tidak perlu ada tindakan segera
E.menyusun rencana tindakan
- Perbaiki keadaan umum ibu misalnya berikan infus, transfusi darah,oksigen,
- Mengontrol TD, nadi, dan suhu satu jam sekali
- Beri ibu makanan yang bergizi
- Beri tahu pada ibu kemungkinan yang bisa terjadi
- anjurkan pada ibu untuk tidak hamil dulu
- Beri tahu ibu tentang pemeriksaan tidakan lanjut.
F.pelaksanaan tindakan
• Berikan Diberikan cairan infus 10 unit oksitosin dalam cairan RL dengan kecepatan 40-60 tetes / menit
• Dikontrol TTV yaitu: TD 140/90 mmHg, Nadi 80 kali/I dan suhu 370
• Memberi ibu makanan yang bergizi
• Memberi tahu ibu tentang pemeriksaan tindak lanjut dengan :
a. Laparatomi
b. Salpingektomi/salpingostomi/reanostomis tuba
c. Kemotrapi dengan metotreksat 1 mg/kg intravena dan faktor sitrovorum 0.1 mg/kg intramuscular berselang-seling selama 8 hari bila kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah,diameter kantong gestasi kurang atau sama dengan 4 cm,perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100ml dan tanda vital baik.
G.evaluasi
• Keadaan umum ibu sudah mulai membaik
• TTV ibu masih dalam batas normal
• Ibu mengerti dengan pejelasan dokter
• Ibu bisa faham dengan penjelasan dari dokter
• Ibu mengerti dan dapat mengulang apa yang disampaikan oleh dokter.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di luar endometrium kavun uteri.hamil ini ditandai dengan amenore,gejala kehamilan muda dan perdarahan yang berwarna cokelat dan pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digoyangkan,nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada pembekuan darah.pada kasus seperti ini perlu segera ditangani dan di ambil tindakan.
B. SARAN
1. Diharapkan kepada kita semua tenega kesehatan apabila merasakan dan mengetahui gejala seperti yang telah di jelaskan / dituliskan oleh pembuat makalah ini agar segera menanganinya dengan cepat jangan di tunda karena dapat menimbulkan resiko tinggi.
2. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

http://ktiskripsi.blogspot.com/
lihat artikel tentang - Askeb Kehamilan Ektopik
Konetn 1 Konten 2 Konten 3 Konten 4 Konten 5


Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny ”M” Bayi Baru Lahir dengan BBLR Di Covise RS. Dr. M. Djamil Padang

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ”M” BAYI BARU LAHIR DENGAN BBLR DI COVISE RS. DR. M. DJAMIL PADANG
TANGGAL 30-31 OKTOBER 2008














Oleh :


LISA ERVINA
06042562











POLITEKNIK KESEHATAN PADANG
DEPARTEMENT KESEHATAN RI
PADANG
2008

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT karena atas karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan maklah yang berjudul ‘’MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ‘M’ DENGAN BBLR DI RUANG COVISE RSUP M DJAMIL PADANG TANGGAL 30 – 31 OKTOBER 2008 ‘ ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bu widdefrita selaku pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam pembuatan makalah ini.
2. Bu Rika Hardi Amd.keb yang telah memberikan kesempatan bagi penulis dan telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
3. Keluarga Misdawati dan bayinya yang telah bersedia membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini.
4. Seluruh staf di ruang covise RSUP M DJAMIL PADANG dan juga teman-teman yang banyak membantu.
i
Penulis menyadari dalm pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dalam pembuatan makalah ini lebih baik selanjutnya.
Penulis berharap dengan adanya makalh ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi semua pembaca dan dapat bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.


Wassalam

Penulis








ii


BAB I
PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) maupun bayi kurang bulan (BKB ) merupakan masalah utama di negara berkembang termasuk Indonesia.
BBLR sampai saat ini masih merupakan masalah di Indonesia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa neonatal. Menurut SKRT 2001, 29 % kematian neonatal karena BBLR.
Masalah yang sering timbul sebagai penyulit BBLR adalah hipotermi, hiperbilirubinemia, hipoglikemi, infeksi / sepsis dan ganguan minum. Dengan banyaknya penyulit pada BBLR, kita harus dapat mencegahnya mulai dari meningkatkan pengetahuan ibu tentang BBLR dan langkah – langkah untuk mencegah hal tersebut.

I.2 TUJUAN
TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu :
v Menjelaskan tentang penyebab dan komplikasi BBLR
v Melakukan manajemen BBLR dengan berbagai penyulitnya sesuai dengan fasilitas yang tersedia.

TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk :
v Menjelaskan beberapa penyebab dan factor predisposisi BBLR
v Mengidentifikasikan BBLR menurut masa gestasi
v Melakukan manajemen BBLR
v Melaksanakan pengkajian terhadap klien dengan kemudian dianalisa dan ditentukan diagnosa kebidanan dengan menentukan prioritas masalah
v Menyusun rencana asuhan selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan prioritas
v Melaksanakan dan menerapkan rencana yang telah ditentukan
v Mengevaluasi keefektifan semua rencana asuhan yang telah ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

I. DEFENISI
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir ( BBL) dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
Berat lahir ( BL ) / Birth weight adalah berat badan bayi baru lahir yang di timbang sejak 0-24 jam setelah lahir.
Bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR) / Very low birth weight infant adalah BBL dengan berat lahir kurang dari 1500 gram sampai 1000 gram.
Bayi berat lahir amat sangat rendah / BBLASR adalah BBL dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.
Bayi kurang bulan (BKB ) adalah BBL dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu (< 259 Hari).
Bayi imatur adalah BBL dengan usia kehamilan < 28 minggu.
Bayi cukup bulan ( BCB ) adalah BBL dengan usia kehamilan 37-42 minggu.
Bayi lebih bulan (BLB ) adalah BBL dengan usia kehamilan > 42 minggu .
BBLR dapat dikelompokan menjadi:
ü BBLR, BCB, SMK
Adalah bayi berat badan lahir rendah, bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan.
ü BBLR, BCB, KMK
Adalah bayi berat badan lahir rendah, bayi cukup bulan, kecil masa kehamilan.
ü BBLR, BKB, BMK
Adalah bayi berat badan lahir rendah, bayi kurang bulan, besar masa kehamilan.
ü BBLR, BKB, KMK
Adalah bayi berat badan lahir rendah, bayi kurang bulan, kecil masa kehamilan.
ü BBLR, BLB, KMK
Adalah bayi berat badan lahir rendah, bayi lebih bulan, kecil masa kehamilan.

II. ETIOLOGI
Penyebab kelahiran bayi kurang bulan ( BKB ) sebagian besar belum diketahui. BKB pada kasus BBLR berhubungan dengan kondisi sebagai berikut:
· Ras
· Status social ekonomi
· Usia ibu
· Aktifitas ibu
· Ibu menderita penyakit akut / kronis
· Kehamilan multiple
· Kehamilan sebelumnya jelek
· Factor – factor kebidanan
· Kelahiran dini
· Factor janin
BBLR dapat disebabkan karena
· Persalinan kurang bulan / premature
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28- 36 minggu. Pada umumnya bayi kuragng bulan disebabkan karena tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup di luar rahim. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang/ permatur.
· Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan ( janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam waktu yang lam untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil
Etiologi BBLR, KMK :
a) Factor ibu
· Genetic
· Usia
· Ras
· Diluar pernikahan
· Sebelumnya BBLR
· Penyakit kronis factor yang mempengaruhi dan oksigenasi plasenta yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi/ HDK / REB.
· Merokok
· Kelainan eritrosit
· Penyakit paru – paru
· Penyakit kolagen vaskuler
· DM
· Lebih bulan
· Kehamilan multiple
· Anomaly rahim
· Penyakit vaskuler ibu
· Antibody anti fosfolipid
b) Lesi plasenta
· Skunder terhadap penyakit vaskuler ibu
· Kembar
· Malformasi
· tumor
c) Factor janin
· Konstitusi, normal ukuran bayi kecil genetic
· Kromosom abnormal
· Infeksi congenital ( TORCH)
· Rubella : 60% bayi KMK
· CMV : 40% bayi KMK
· Malformasi
· Kembar



III. KOMPLIKASI BBLR
Komplikasi penyakit BBLR sangat tergantung dari klasifikasi BBLR tersebut apakah:
a. BBLR, kurang bulan
b. BBLR, kecil masa kehamilan
c. BBLR, besar masa kehamilan

BBLR, BKB :
Pada bayi kurang bulan , system fungsi dan struktur organ tubuh masih sangat muda belum berfungsi optimal, sehingga akan muncul komplikasi / penyakit lain sbb:
· Asfiksia perinatal
· Susunan syaraf pusat
· Koplikasi pada saluran per nafasan
· Themoregulasi dan sumber panas
· Koplikasi pada kardiovaskuler
· Komplikasi saluran pencernaan
· Metabolisme
· Komplikasi hematologist
· Imunologis
· Penyakit ginjal
· Opthalmologis

BBLR, KMK :
· Depresi perinatal
· Aspirasi mekonium
· Perdarahan paru- paru
· Hipertensi paru- paru persisten
· Hipoksemia
· Hipoglikemia
· Hipokalsemia
· Hiponatremia
· Polisitemia





Table Gambaran tentang komplikasi BBLR
Anamnesis
Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
Kemungkinan diagnosis
Bayi terpapar dengan suhu lingkungan yang rendah,waktu timbulnya kurang 2 hari







Kejang timbul saat lahir sampai dengan hari ke 3
Riwayat ibu diabetes
Menangis lemah
Kurang aktif
Malas minum
Kulit teraba dingin
Kulit mengeras kemerahan
Frekuensi jantung kurang 100 kali permenit
Nafas pelan dan dalam

Kejang, tremor, letargi atau tidak sadar
Suhu tubuh kurang 36,5 C











Kadar glucose darah kurang 45 mg/dl
Hipotermi












hipoglikemia
Ikterik
Timbul saat lahir sampai dengan hari ke 3
Berlangsung lebih dari 3 minggu
Riwayat infeksi maternal
Riwayat ibu pengguna obat
Riwayat ikterik pada bayi yang lahir sebelumnya
Kulit, konjungtiva berwarna kuning
pucat

Ikterus / hiperbilirubinemia
Ibu tidak dapat / tidak berhasil menyusui
Malas atau tidak mau minum
Waktu timbul sejak lahir

Kenaikan berat badan bayi < 20 gram/hr selama 3 hari
Masalah pemberian minum
Ibu demam sebelum dan selama persalinan
KPD
Persalinan dengan tindakan
Timbul asfiksia pada saat lahir
Bayi malas minum
Timbul pada saat lahir sampai 28 hari

Bila ditemukan beberapa dari temuan ganda:
Bayi malas minum
Demam tinggi
Bayi letargi kurang aktif
Gangguan nafas
Sklereman/ skleredema/
kejang
Laboratorium darah
Infeksi / curiga sepsis
Bayi KMK / lebih bulan
Air ketuban bercampur mekonium
Lahir dengan riwayat asfiksia
Lahir dengan asfiksia
Air ketuban bercampur mekonium
Tali pusat berwarna kuning kehijauan
Bila bersedia : pemeriksaan radiology dada
Sindroma aspirasi mekonium



IV. DIAGNOSA BBLR
Menentukan usia kehamilan berdasarkan :
· Perhitungan HPHT : tanggal +7, bulan -3, tahun +1
· Maturitas fisik dan neurologist bayi paska natal dengan skor dubowitz, ballard maupun simplified dubowitz.

DIAGNOSTIK
Anamnesis :
· Umur ibu
· Riwayat persalinan sebelumnya
· Jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya
· Kenaikan BB selama hamil
· Aktivitas
· Penyakit yang diderita selama hamil
· Obat- obatan yang diminium selam hamil
Pemeriksaan fisik:
· Berat lahir < 2500 gram
· Untuk BBLR kurang bulan

Tanda permaturitas :
ü Tulang rawan telinga belum terbentuk
ü Masih terdapat lanugo
ü Refleks masih lemah
ü Alat kelamin luar : pada perempuan labium mayus belum menutup labium minus. Pada laki-laki belum terjadi penurunan testis dan kulit testis rata ( rugae testis belum terbentuk )
· Untuk BBLR kecil untuk masa kehamilan
Tanda janin tumbuh lambat :
ü Tidak dijumpai tanda prematuritas
ü Kulit keriput
ü Kuku lebih panjang
V. PENGELOLAAN BBLR
Meliputi tiga tahap :
· Ante / intrapartum
· Di kamar bersalin
· Pengelolaan dikamar bayi

1. Pengelolaan ante / intrapartum
Setiap kehamilan di pertahankan sampai aterm.
Apabila ada gawat janin, kehamilan dipertahankan paling tidka sampai maturitas janin optimal setelah usia kehamilan lewat 35 mg, dimana organ tubuh dapat berfungsi optimal di luar rahim.
Karena kendala utama perawtan bayi kurang bulan di negara berkembang adalah adanya komplikasi penyakit membran hyalin.
a.Jika terjadi gawat janin
- Dilakukan resusitasi intrauterine
- Kehamilan dicoba dipertahankan dengan pemberian tokalitik dan mencegah infeksi dengan antibiotik yang aman buat bayi
b. Kehamilan < 35 mg dan tidak dapat dipertahankan untuk mempercepat pemasangan paru-paru janin, ibu diberi kotrikosteroid dosis tunggal
c.Beberapa jam sebelum persalinan di mulai

- Bagian UPF anak diberi informasi bahwa akan lahir bayi BKB/ BBLR serta akan lahir dari ibu-ibu dengan resiko seperti:
KPD
Ibu HDK
PEB
Dekomposisi cordis
TBC infeksi TORCH
2. Dikamar bersalin
Sebelum bayi lahir yang harus dilakukan adalah:
a) Menyiapkan alat-alat resusitasi
- Paramedis menyiapkan aat resusitasi dan fasilitas perawatan bayi apakah lengkap/ tidak dan berfungsi / tiak
- Meja resusitasi, lampu penghangat dan penerang
- Pengisap lendir disposable dan suction pump bayi
- Ambulans incubator
- O2 dengan flow meter
- Status, tanda identitas bayi-ibu
- Informasikan ke perawatan intensif akan ada BKB/ BBLR untuk perawatan bayi
Dokter anak mencek semua persiapan
Tim resusitasi sudah siap
b) Resusitasi
- Agak berbeda resusitasi BKB dan BCB
BKB memerlukan:
Intervensi lebih cepat dan proaktif
Stabilisasi suhu dan oksigenasi
- Lakukan resusitasi
- Tentukan apgar skor dan prognosis bayi
c) Paska resusitasi
- Lakukan pemeriksan fisik diagnostik
- Tentukan masa gestasi berdasarkan skor Dubowita/ modifikasi
- Tentukan pertumbuhan janin berdasarkan kurva lubchenco
- Lakukan diagosa kerja
- Lakukan perawtan talipusat dengan antibiotik
- Tetes maya yang mencegah infeksi go
- Vitamin K
- Beri indentifikasi pada ibu dan bayi
d) Indikasi perawatan BKB, BBLR sesuai masa gestasi, berat lahir dan klinis kondisi BKB/ BBLR, bayi dirawat dalam 3 tempat perawatan.
- Perawatan I/ raawt gabung/ rooming in
- BBLR sampai 2250 gr, sehat tanpa komplikasi dirawat gabung
- Perawatan II
- BBLR-BBLSR è perawawatan khusus
- Perawatan III/ intensiv

Secara umum perawatan BKB BBLR sebagai berikut:
1) Mempertahankan suhu tubuh optimal
2) Memenuhi kebutuhan O2
3) Memenuhi kebutuhan Nutrisi
4) Mengatasi hiperbilirubinemia
5) Memenuhi kebutuhan psikologis
6) Mencegah dan mengatasi timbulnya PDA
7) Melibatkan perawatan kedua orang tua
8) Progam imunisasi

Kotak suhu inkubator berdasarkan BB dan umur
BB
Suhu Inkubator
35oC
34oC
33oC
32oC
< 1500 gr
1500-2000 gr
2100-2500
> 2500
1 – 10 hr
11 – 13 mg
1 – 10 hr
1 – 2 hr
3 – 5 mg
11 hr – 4 mg
3 hr – 3 mg
1 – 2 hr
> 5 mg
> 4 mg
> 3 mg
> 2 hr

VI. MANAJEMEN UMUM
Setiap menemukan BBLR, lakukan manajemen umum sebagai berikut:
- Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat
- Jaga jalan napas tetap bersih dan terbuka
- Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vitalnya: pernapasan, denyut jantung, warna kulit dan aktifitasnya
- Bila bayi mengalami gangguan napas, dikelola gangguan napas
- Bila bayi kejang, potong kejang dengan anti konvulsna
- Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan cairan rehidrasi i.v.
- Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan cairan rehidrasi i.v.
- Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya

Pemberian minum
- Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara papaun
- Periksa apakah bayi puas setelah menyusu
- Catat jumlah urine setiap bayi kencing untuk menilai kecukupan minum (paling kurang 6 kali sehari)
- Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan/ pengurangan berat, sesuaikan pemberian cairan dan susu, serta catat hasilnya.
- Bayi dengan berat 1750-2500 gr tidak boleh kehilangan berat lebih 10 % dari berat lahirnya pada 1-5 hari pertama
- Apabila bayi telah menyusu ibiu, perhatikan cara pemberian ASI dan kemampuan bayi mengisap paling kurang sehari sekali
- Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/ hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

Berta lahir 1750-2500 gram
Bayi sehat
- Biarkan bayi menyusu ke ibu semau bayi ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (misal setiap 2 jam) bila perlu.
- Patau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektivitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat mengisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
Bayi sakit
- Bila BB 1750-2000 gram atau lebih dengan gangguan napas, kejang dan gangguan minum segera dirujuk
- Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat
- Apabila bayi memerlukan cairan IV:
- Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama
- Mulai berikan munum per oral pada hari 2 segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusui.
- Berikan cairan IV dan Asi menurut umur, lihat tabel
- Beirkan munum 8 kali dalam 24 jam (misal 3 jam sekali), apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/ kg berat badan per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum.
- Biarkan bayi menyusui apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
Pemantauan
1. Kenaikan berat badan dan pemberian munum seteah umur 7 hari
- Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir > 1500 g dapat kehilangan BB sampai 10 % dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
- Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berta badan selama tiga bulan seharusnya.
150-200 g seminggu untuk bayi < 1500 g (mislanya 20-30 g/ hari)
200-250 g seminggu untuk bai 1500-2500 g (misalnya 30-35 g/ hari)
- Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari.
Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/ kg/ hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari.
Tingkatkan jumlah ASI sesuai kenaikan berat badan bayi agar jumlah pemberian Asi tetap 180 ml/kg/hari
Apabila kenaikan berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI sampai 200 ml/kg/hari
Apabila kenaikan berat tetap kurang dari batas yang telah disebutkan di atas dlaam waktu lebih seminggu padahal bayi sudah mendapa ASI 200 ml/ kg BB per hari, tangani sebagai kemungkinan kenaikan bera badan tidak adekuat.
2. Tanda kecukupan pemberian ASI
- Kencing minimal 6 kai dalam 24 jam
- Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
- Peningkatan berat bada setelah 7 hari pertama sebanyak 20 gram setiap hari.
Pemulangan penderita:
- Bayi suhu stabil
- Toleransi munum per oral baik, diutamakan pemberian ASI, bila tidak bisa diberikan ASI dengan cara menetek dapat diberikan dengan alternatif cara pemberian minum yang lain
- Ibu sanggup meraawt BBLR di rumah.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “ M “
B A Y I B A R U L A H IR D E N G A N B B L R
DI COVISE RS DR M DJAMIL PADANG
TANGGAL 30 – 31 OKTOBER 2008

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama bayi : bayi ny “ M”
Umur : 8 hari
Jenis kelamin : perempuan
Tanggal lahir : 22 oktober 2008
Jam lahir : 17.05 wib
BB : 1400 gr
PB : 40 cm

Nama ibu : ny “M”
Umur : 36 th
Agama : islam
Suku : minang
Bangsa : indonesia
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT
Alamat : kapalo koto pauh no. 29

Nama suami : tn “Z “
Umur : 36 th
Agama : islam
Suku : minang
Bangsa : indonesia
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : swasta
Alamat : kapalo koto pauh no. 29

B. DATA SUBJEKTIF
Tanggal : 30 oktober 2008
Pukul : 14.00 wib
1. Riwayat penyakit kehamilan
· perdarahan : tidak ada
· pereklamsi : ada
· eklamsi : tidak ada
· lain-lain : tidak ada
2. kebiasaan waktu hamil
· makan : tidak ada
· obat / jamu : tidak ada
· merokok : tidak ada
· lain-lain : tidak ada
3. riwayat persalinan sekarang
· jenis persalinan : SC
· di tolong oleh : dokter
· lama persalinan
Ø kala I : -
Ø kala II : -
Ø kala III : -
Ø kala IV : -
· ketuban pecah
· komplikasi persalinan
Ø ibu :ada
Ø Bayi :-

· keadaan BBL
apgar skor : 5/6
4. resusitasi
· pembersihan jalan nafas : ada
· ambu : tidak ada
· masase jantung : tidak ada
· intubasi endotrakeal : tidak ada
· oksigen : ada

C. DATA OBJEKTIF
KU : baik
Nadi : 122 X/ menit
Suhu : 36,8 C
Nadi : 50 x/mnt
BB : 1400 gram
PB : 40 cm
Pemeriksaan fisik secara sistematik :
· Kepala : tidak ada kelainan
· Ubun – ubun : datar
· Muka : tidak oedema
· Mata : konjungtiva tidak anemis,
sclera tidak ikterik
· Telinga : tidak ditemukan
kelainan,telinga
masih lunak bila diraba
· Mulut : normal dan tidak ada kelainan, daya isap bayi normal.
· Hidung : tidak ditemukan adanya
kelainan
· Leher : tidak pembesaran kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe
· Dada : simetris, putting susu ada
· Tali pusat : tidak ditemukan adanya tanda infeksi
· Punggung : tidak ada kelainan, tulang punggung teraba lurus
· Extremitas : jumlah jari cukup, tidak ada
ditemukan kelainan.
· Genitalia : tidak ada kelainan
· Anus : ada
Reflek :
· Reflek moro : +
· Reflek rooting : +
· Reflek grasping : +
· Reflek sucking : +
· Reflek tonick neck : +

Antropometri
· Lingkar kepala : 23,5 cm
· Lingkar dada : 23 cm
· Lingkar lengan atas : 13 cm
Eliminasi
· Miksi : +
· Mekonium : +



MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “ M”
B A Y I B A R U L A H I R D E N G A N B B L R
DI COVISE RS DR. M DJAMIL PADANG
TANGGAL 30-31 OKTOBER 2008


DATA DASAR
INTER PRETASI DATA
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
TINDAKAN SEGERA

PERENCANAAN

PELAKSANAAN

EVALUASI
Tanggal :30 oktober2008
Pukul : 14.00 wib

DS :
Ø Keluarga mengatakan ibu bayi sudah meninggal
Ø Keluarga mengatakan bayi lahir dengan operasi
Ø Berat lahir 1400 gram.

DO :
Ø Keadaan cukup aktif
Ø Nadi 122 x/i
Ø Suhu 36,8 c
Ø Nafas 50 x/i
Ø Sesak tidak ada
Ø Kejang tidak ada
Ø Kepala : UUB datar
Ø Muka : tidak odema
Ø Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Ø Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid dan kelenjar limfe
Ø Dada : simetris, putting susu ada
Ø Extermitas : tidak ada kelainan
Ø Anus : ada
Diagnosa :
Bayi baru lahir dengan BBLR, ku sedang.

Dasar :
Ø Berat lahir 1400 gr
Ø Keadaan cukup aktif
Ø Suhu 36,8 c
Ø Nafas 50x /i
Ø Nadi 122x/i

Masalah :
ASIuntuk bayi

Dasar

Keluarga mengatakan ibu bayi sudah meninggal


Diagnosa potensial :
Terjadi komplikasi seperti hipotermi, ikterus, aspiksia dll
Kolaborasi dengan dokter anak dalam menghadapi permasalahan yang ada pada bayi dan dalam peresepan obat.
1. Beritahu keluarga tentang keadaan bayi berdasarkan hasil pemeriksaan










2. beri penjelasan Pada keluarga mengenai masalah yang dihadapi bayinya kini







3. hangatkan tubuh bayi di dalam incubator








4. beri bayi minum










5. beri terapi






6. jaga personal hygiene bayi





7. cegah terjadinya infeksi pada bayi monitor TTV










8. kolaborasi dengan dokter anak


1. memberitahukan keluarga mengenai keadaan bayinya saat ini bahwa keadaan anaknya sudah membaik.
Bayinya sudah cukup aktif
Nadi 122x/i
Suhu 36,8 c
Nafas 50x/i
Berat badan bayi masih kurang dari normal.
2.memberi panjelasan pada keluarga mengenai masalah yang dihadapi bayinya kini adalah BBLR yaitu berat badan lahir rendah. Hal ini jika tidak cepat di tangani akan dapat menimbulkan komplikasi.
3.menghangatkan tubuh bayi dalam incubator dengan suhu yang sudah di atur yaitu 35 c sesuai dengan suhu incubator berdasarkan berat badan dan umur.


4.Memberi bayi minum dengan ASI donor yang di antar oleh keluarga setiap waktu pemberian melalui sonde sesuai takaran yang ditentukan dan sesuai dengan waktunya.
5.memberi terapi obat- obatan pada bayi yaitu :
Ampisilin 2x25 gr
Gentamisin 1x 7gr
Apyalis 1x 0,3 cc
OMz 1x 0,6 cc
6.menjaga personal hygiene bayi dengan membersihkan dan mengganti pempers yang terkena BAB dab BAK
7.mencegah terjadi nya infeksi pada bayi dengan:
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
- Mmebatasi pengun jung masuk ke tempat bayi
- Memastikan ruang an bayi selalu bersih
Kolaborasi dengan dokter anak dan memonitor TTV bayi dengan meng ukur suhu, nadi, nafas


Keluarga terlihat agak senang mendengar perkembagan anaknya











Keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan









Bayi sudah dihangat kan di dalam inkubator









Bayi sudah diberi minum









Obat-obatan sudah diberikan





Pempers ada diganti tiap BAB dan penuh tiap BAK




Pencegahan infeksi ada dilakukan











Pukul 18.00 WIB
Nadi: 121 x/mnt
Nafas: 50 x/mnt
Irama jantung teratur
Suhu : 36,5 oC
Sianosis tidak ada
Sesak tidak ada
Tanggal 31-11-2008
Pukul 14.00 WIB

Ds:
- Bayi tampak tenang
- Sesak nafas (-)
- Demam tidak ada
- Kejang (-)

Do:
- Keaan cukup aktif
- Nadi: 120 x/mnt
- Suhu : 37oC
- Nafas: 46 x/mnt
- Mata: tidak anemis, tidak ikterik
- Extremitas: akral hangat
- BB: 1100 gr



1. Beritahu keluarga tentang kedaan bayinya berdasarkan hasl pemeriksaan









2. Beritahu keluarga tentang masalah yang dihdapi bayinya











3. Beri bayi minum









4. Hangatkan tubuh bayi





5. Beri bayi terapi












6. Jaga personal Hygiene bayi








7. Cegah terjadinya infeksi pada bayi







8. Pantau TTV




9. Kolaborasi dengan dokter anak


1. Memberitahu kan keluarga mengenal keadaan bayinya saat ini bahwa anaknya sudah membaik dan cukup aktif
Nadi: 120 x/mnt
Suhu: 37oC
Nafas: 46 x/mnt
Bayi tidak sesak

2. Memberitahu keluarga tentang masalah yang dihadapi bayinya yaitu berat badan kurang dari berat badan lahir. Hal ini jika tidak ditangani akan dapat menimbulkan komplikasi

3. Memberikan ASI donor/ SF pada bayi melalui sonde sesuai akaran yang ditentukan dan sesuai dengan waktunya

4. Menghangatkan bayi di dalam inkubator dengan suhu yang sudah diatur

5. Memberikan terapi obat-obatan pada bayi

Ampisilin 2 x 25 gr
Gentamisin 1 x 7 gr
Apyalis 1 x 0,3 cc
OMZ 1 x 06 gr

6. Menjaga personal higiene bayi dnegan membersihkan dan mengganti pempers yang terkena BAB dan BAK


7. Mencegah terjadinya infeksi pada bayi dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi

8. Memantau TTV bayi



9. Kolaborasi dengan dokter anak untuk pemantauan perkembangan anak dan dalam pemberian resep obat
Keluarga terlihat agak senang mendengar perkembangan anaknya










Keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan












Bayi sudah diberi minum








Bayi sudah dihangat kan dibawah alat pemancar panas




Obat-obatan sudah diberikan











Pempers ada diganti tiap BAB dan penuh tiap BAK







Pencegahan infeksi ada dilakukan







Pukul 18.00 WIB
Suhu 36,7 o C
Nadi: 120 x/ mnt
Nafas 47 x/mnt

Kolaborasi dilakukan


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
- BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB lahir < 2500 gr
- Etiologinya berhubungan dengan kondisi sebagai berikut:
· Sosial ekonomi rendah
· Ras
· Usia
· Aktivitas
· Ibu menderita penyakit akut/ kronis
· Kehamilan multipel
· Kehamilan sebelumnya jelek
· Faktor-faktor kebidanan
· Faktor janin
· Kelahiran dini
- Etologinya ada 3 faktor yaitu
- Faktor ibu
- Lesi plasenta
- Faktor janin
- Komplikasi BBLR tergantung dari klasifikasi BBLR
- Pengelolaan BBLR meliputi 2 tahap yaitu
- Ante/ intrapartum
- Dikamar bersalin
- Pengelolaan dikamar bayi

3.2. Saran
Dengan adanya makalah tentang BBLR ini diharapkan pada petugas dapat menyesuaikan tindakan berdasarkan prinsip pengelolaan BBLR. Pada keluarga pasien setelah pulang ke rumah dapat memantau perkembangan bayinya, terutama penambahan berat badan bayinya.

http://ktiskripsi.blogspot.com/
lihat artikel tentang - Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny ”M” Bayi Baru Lahir dengan BBLR Di Covise RS. Dr. M. Djamil Padang
Konetn 1 Konten 2 Konten 3 Konten 4 Konten 5

30 Juli 2010


Askeb Kista Ovarium

KASUS KISTA OVARIUM DI BANGSAL GINEKOLOGI RSUP M Djamil PADANG


KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,berkat Rahmat dan HidayahNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KASUS KISTA OVARIUM DI BANGSAL GINEKOLOGI RSUP M Djamil PADANG “.Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah PKK II pada Program Studi D III Kebidanan Politeknik Kesehatan Padang.
Penulis membuat makalah ini berdasarkan sumber yang relevan yang penulis peroleh dari buku-buku pustaka.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan kendala dan hambatan baik dalam memperoleh sumber yang relevan maupun dari segi penulisan.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siska Helina ,S.SiT. selaku dosen pembimbing dan ibu Murnita Selaku CI lapangan serta teman-teman dan berbagai pihak yang ikut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa mendatang.
Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan dan dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.



Padang, September 2008


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak menyerang wanita.Kista atau tumor merupakan bentuk gangguan yang bisa dikatakan adanya pertumbuhan sel-sel otot polos pada ovarium yang jinak.
Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan untuk menjadi tumor ganas atau kanker.Perjalanan penyakit yang sillint killer atau secara diam diam menyebabkan banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah terserag kista ovarim dan hanya mengetahui pada saat kista sudah dapat teraba dari luar atau membesar
Kista ovarium juga dapat menjadi ganas dan berubah menjadi kanker ovarium.Untuk mengetahui dan mencegah agar tidak terjadi kanker ovarium maka seharusnya dilakukan pendeteksian dini kanker ovarium dengan pemeriksaan yang lebih lengkap.Sehigga dengan ini pencegahan terjadinya keganasan dapat dilakukan .
Kista ovarium memiliki jenis dan klasifikasi yang cukup banyak.Tergantung dari mana kista itu berasal.Untuk lebih lanjutnya akan penulis bahas pada Tinjauan teori.
2. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini dalah :
 Untuk menjelaskan definisi dan etiologi kista atau tumor ovarium
 Menjelaskan manifestasi klinis,klasifikasi,komplikasi dan diagnosa kista ovarium
 Menjelaskan perbandingan penanganan kista ovarium menurut sumber dan literatur dengan penanganan di RS M Djamil Padang
 Mengkaji salah satu kasus kista ovarium yang ada di bangsal Ginekologi RS M Djamil Padang


3 Batasan masalah
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah membahastentang kista ovarium dan mengidetifikasi salah satu kasus denagn membandingkan penanganan berdasarkan literatur dengan penanganan yang ada di RS M Djamil


























BAB II
TINJAUAN TEORI


1. Definisi
 Tumor ovarium adalah kista yang permukaannya rata dan halus biasanya bertangkai,bilateral dan dapat menjadi besar ( Arif Mansjoer )
 Tumor ovarium adalah kista ada yang bersifat neoplastik dan nonneoplastik ( sarwono p )
 Tumor ovarium adalah pertimbuhan jinak yang berkembang dari sel-sel otot polos
 Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pad indung telur yang dibungkus oleh semacam semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium ( www.yahoo.com )
2. Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan tumor ovarium :
 Faktor genetik
 Wanita yan menderita kanker payudara
 Riwayat kanker kolon
 Gangguan hormonal
 Diet tinggi lemak
 Merokok
 Minum alkohol
 Pengunaan bedak talk perineal
 Sosial ekonomi yang rendah
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab.Penyebab inilah nantinya yang akan menentukan tipe dari kista.Diantara beberapa kista ovarium ,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak ditemukan.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi.
3. Manifestasi Klinik
Letak tumor yan tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita
Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar:
 Perasaan sebah
 Ras nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
 Makan sedikit terasa cepat kenyang
 Serin kembung
 Nyeri sanggama
 Nafsu makan menurun
 Rasa penuh pada perut bagian bawah
 Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga tekanan pada dubur
 Gangguan menstuasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea.
Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa menyebabkan pembengkakan perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.Misalnya sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berta pada perut.Selain gangguan miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi

4. Klasifikasi
Secara garis besar dapat dibagi menjadi 2:
1. Tumor nonnoeplastik
 Tumor akibat radang
 Tumor lain
 Kista folikel
Berasal dari folikel de graaf yang tidak berovulasi namun tumbuh terus menjadi kista follikel atau dari beberapa follikel primer yang yang setelah tumbuh dibawah pengaruh estrogen membesar menjadi kista dengan diameter 1-1,5 cm.Tidak jarang ruangan follikel diisi cairan sehingga kista bertambah besar .Biasanya besarnya tidak melebihi sebesar jeruk / lemon .Cairan pada kista dapat mengandung estrogen sehingga dapat meyebabkan gangguan haid.Kista ini akan hilang spontan dalam 2 bulan.
 Kista korpus luteum
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albocans.Kadang kadang menjadi korpus persistens.Perdarahan didalamnya menyebabkan kista.Kista lutein dapat menimbulkan kesulitan dalam diagnosis,menimbulkan gangguan haid seperti amenorrea dan perdarahan tidak teratur berta pada bagian bawah perut dan ruptur.Penanganannya menunggu sampai kista hilang sendiri .Kadang dilakukan pengangkatan kista tanpa mengangkat ovarium.
 Kista lutein
Pada mola ,korio karsinoma dapat membesar dan menjadi kistik , kista bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju .Tumbuhnya kista disebabkan hormon korio gonadotropin meningkat .Jika mola dan Ca hilang maka kista mengecil spontan
 Kista inklusi germinal
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian terkecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium .Sering terdapat pada wanita lansia dengan diameter < 1 cm
 Kista Stein-Levental
Gejala: Infertilitas, amenorrhea,oligomenorrea sekunder dan gemuk hirsutisme tanpa maskulinisasi,ke 2 ovarium membesra ,pucat polikistikn dengan permukaan licin
Etiologi:Gangguan hormonal sehingga terdapat gangguan ovulasi karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen Diagnosis: berdasarkan gejala,laparaskopi.Terapi: Klomifen Wedge Resction
2. Tumor Neoplastik Jinak
 Kistik
• Kistoma Ovarii Simplek
Permukaan rata dan halus,bertangaki ,bilateral dan membesar mudah terjadi torsi.Terapi dengan pengangkatan kista denagn reseksi ovarium
• Kistadenoma Ovarii Serosum
Menurut Meyer kista berasal dari teratoma.Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul perlekatan kista denga omentum.Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista secara in toto ,pungsi terlebih dahulu dengan atau tanpa salpingo ooferektomi tergantung besarnya kista.
Gambaran klinis: tumor lazimnya berbentuk multilokuler ,permukaan berbagala ,kira- kira 10 % dapat mencapai ukuran yang amat besar bisa unilateral bisa bilateral.Pada pemeriksaan mikroskopis tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada sel.Sel epitel yang terdapat dalanm satu lapisan mempunyai potensi untuk menjadi multilokuler.Jika terjadi robekan pada dinding kista maka sel epitel dapat menyebar pad peritoneum rongg perut sehingga dapat menyebabkan psedomiksosa peritonei.
Penanganan: Pengangkatan tumor .Jika pada operasi tumor sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal biasanya dilakukan salpingo ooferektomi.Pada waktu mengangkatnya diusahakan mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu setelah itu lakukan pemeriksaan histologik .Ovarium yang lain perlu diperiksa
• Kistadenoma Ovarii Musinosum
Menurut meyer asal tumor ini adalah dari teratoma dimana dalam pertumbuhannya elemem yang satu mengalahkan elemen yang lain..Angka kejadian Terbanyak ditemukan dengan tumor ovarium musinosum yang keduanya kira –kira 60 % dari tumor ovarium Dan kistadenoma ovarium kira kira 40 % dari dari seluruh kelompok neoplasma ovarium.Tumor ini paling sering ditemukan pada usia antara 20-50 tahu dan jarang terjadi pada masa pubertas.
Gambaran klinik .Tumor ini lazimnya berbentuk multilokuler dengan permukaan berbagala.Kira kira 10 % dapat mencapai ukuran yang besar dan tidak ditemukan lagi ovarium yang normal.Biasanya unilateral dapat juga dijumpai bilateral.Kista menerima darah dari tangkai kadang kadan dapat terjadi torsi. yang dapat mengakibatkan perdarahan dan perubahan degeneratif didaam kista yang memudahkan perlekatan kista dengan omentum ,usus-usus dan peritonium parietale.Pada pembukaan dinding kista agak tebal pada pembukaan terdapat cairan yang berwarna kuning coklat terdapat dalam satu apisan mempunyai potensi untuk tumbuh eperti stuktur kelenjer dan menjadi kista baru sehingga kista menjadi multilokuler.Jika terdapat robekan pada dinding kista maka jaringan kista dapat tersebar di permukaan peritoneum ronga perut dan pseudomiksosa peritoneum
Penanganan : Pengangkatan tumor .Jika pada operasi tumor sudah cukup besar dan sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal biasanay dilkukan pengangkatan ovarium beserta saluran tuba ( salpingo ooferektomi ).Pad waktu pengangkatan sedapatnya dilakukan secara in toto tanpa pungsi terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya psedomiksosa peritonei.Jikapaun harus melakukan pungsi mak tutup lubang pada tumor dengan rapi baru setelah itu tumor dikeluarkan Setelah itu perlu dilakukan pemeriksaan histologik dan ovarium yang lain perlu diperiksa.
• Kista endometrioid.
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel yang menyerupai epitel endometrium
• Kista dermoid
Merupakan kista jinak yang struktur ektodermal denagn diferensiasi sempurnaeperti epitel kulit ,gigi,dan produk glandula sebasea.Angka kejadian 10 5 dari seluruh neoplasma kistik dan sering terjadi pada wanita mudadan dapat menjadi besar.Gambaran klinik : dinding kisat kelihatan putih keabuabuan dan agak tipis.Kalu dibelah biasanya nampak sat kista besar dengan ruangan kecil didalamnya.Tumor mengandung elemen ektodermal mesoderma dan ento dermal mak dapat ditemukan kulit rambut kelenjer sebasea ,gigi dll.Pada kista dermoid tedapat torsi bertangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah.Ada pula kemungkinan terjadinya sobekan pada dinding kista Perubahan keganasan agak jarang dan yang tersering adalah karsinoma epidermoid.
 Solid
 Fibroma , Leiomioma,Fibroadenoma,Papiloma
Semua tumor pada adalah neoplasma.Potensi menjadi ganas berbeda pada masing masing jenis.Fibroma ovarium berasal dari elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari beberapa sel masenkim yang multipoten. Frekwensi : 5 % dari neoplasma ovarium.Gambaran klinik :tumor ini dapat mencapai 2-30 cm dan berat mencapai 20 kg.dengan 90 % unilateral.Neoplasma ini terdiri dari jaringan ikat dengan sel ditengah jaringan kolagen . Terapi: ooferektomi
 Tumor Brenner
Satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause.Angka kejadian 0,5 % dari tumor ovarium.Gambaran klinik: besar tumor beraneka ragam.Lazimnya tumor unilateral yang pada pembelahan berwarna kunin muda menyerupai fibroma.denagn kista kecil.Mikroskopik gambaran tmor sangat khas terdiri dari 2 elemen yakni sarang yang terdiri adri sel sel epitel yang dikelilingi ole jaringan ikat.
 Tumor sisa adrenal
Tumor ini sangat jarang terjadi tumor ini unilateral dan besranya bervariasi dari 0,5-16 cm
A Diagnosis
Adapun pemeriksaan yang dapat dilkukan untuk menegakkan diagnosis adalah :
 Berdasarkan keluhan : menanyakan gejala yang dirasakan oleh lien seperti rasa tidaka nyaman pada perut bagian bawah
 Pemeriksaan teraba tumor diluar uterus : Terpisah dengan uterus diluar uterus atau masih melekat.Konsistensi kistik atau solid,permukaan dapat rata atau berbenjol benjol.,masih dapat digeraakan atau sudah terfiksir
 Dengan pemeriksaan tambahan :
USG,laparaskopi ,parasintesis cairan asites,pemeriksaan rontgen

6. Komplikasi :
 Perdarahan dalam kista: Perlahan menimbulan rasa sakit dan kemudian mendadak menjadi akut abdomen.
 Torsi tangkai kista.dapat terjadi pada tumor dengan panjang tangkai sekitar 5 cm atau lebih dan ukurannya masih kecil dan gerakan yang terbatas .Sering terjadi pada saat hamil dan asca partumdan saat terjadi akut abdomen.
 Robekan dinding kista
Disebabkan oleh trauma langsung pada kista ovariiterjadi saat torsikista dan dapat menimbulkan perdarahan akut abdomen
 Infeksi kista
Menimbulkan gejala dolor , kolor dan fungsiolesa.perut tegang dan panas hasil pemeriksaan laboratorium menujukkan gejala infeksi
 Degenerasi ganas
Keganasan ovarium silent killer diketahui setelah stadium lanjut sedangkan perubahan tidak jelas
Gejala keganasan kista ovarii:tumor cepat membesar ,berbenjol benjol,terdapat asites ,tubuh bagian atas kering sedangkan bagian bawah terjadi oedema
7. Penanganan
Adapun prinsip untuk menangani tumor oarium:
 Operasi untuk mengambil tumor: Dapat menjadi besar dan kemungkinan degenerasi ganas.
 Saat operasi dapat didahului dengan frozen section untuk kepastian ganas dan tindakan operasi lebih lanjut.
 Hasil operasi harus dilakukan pemeriksaan PA sehingga kepastian klasifikasi tumor dapat ditetapkan untuk menentukan terapi
 Operasi tumor ganas diharapkan debulkingyaitu dengan pengambilan jaringan tumor sebanyak mungkinjaringan tumor sampai dalam batas aman diameter sekitar 2 cmdan lakukan TAH + Bil Os omentektomi
 Setelah mendapatkan radiasi dan kemoterapi atau dilakukan terapi kedua untk mengambil sebanyak mungkin jaringan tumor
 Kistoma ovarii diatas umur 45 thn sebaiknya dilakukan terapi profilaksis.
 Untuk penanganan tumor nonneoblastik diambil sikap wait and see.Jika wanita yang masih ingin hamil berovulais teratur tanpa gejala dan hasil USG menunjukkan kista yang berisis cairan maka dilakukan pemeriksaan tindakan menunggu dan melihat dan kista ini akn memnghilang 2-3 bulan kemudian .
 Penggunaan pil kontrasepsi dapat digunakan untuk terpi kista fungsional
 Pembedahan dilakukan jika kista besar dan padat ,tumbuh atau tetap selama 2-3 bulan siklus haid maka dapat dihilangkan dengan pembedahan.Jika tumor besar atau ada komplikasi maka dilakukan pengangkatan ovarium disertai saluran tuba ( salpingo ooferektomi )dan dilakukan pengontrolan .Jika terdapat keganasan aka dilakukan histerektomi.










BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Kasus
Nn D usia 22 tahun kiriman poli kebidanan tanggal 2 September jam 12.00 dengan keluhan sakit pada perut bagian bawah dan bengkak yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu .Makin lama makin besar sampai sebesar tinju .Pasien belum menikah Pad tabhun 2004 pernah menjalani operasi Apendik di RS M Djamil.Diagnosa sementara : Kista Ovarium dan Hidro nefrose dextra
2. Pengkajian

A. IDENTITAS / BIODATA
Nama Klien : Nn. D
Umur : 22 tahun
Bangsa : Indonesia
Suku : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat rumah : Jln Muara Panyalinan PS Nan 3 BSD 1 Blok 5 No 8 Lbk Buaya
No RM : 40 46 16
Dx Medik : Kista ovarium sinistra
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny KR
Umur : 40 Th
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat Rumah : Jl Muaro Panyalinan PS Nan 3 BSD I Blok 5 no 8 Lbk Buaya

B. Alasan masuk
Nn D usia 22 tahun kiriman poli kebidanan tanggal 2 September jam 12.00 dengan keluhan sakit pada perut bagian bawah dan bengkak yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu .Makin lama makin besar sampai sebesar tinju .Pasien belum menikah Pad tabhun 2004 pernah menjalani operasi Apendik di RS M Djamil.Diagnosa sementara : Kista Ovarium dan Hidro nefrose dextra

C. Riwayat kesehatan
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien adalah rujukan dari puskesmas Lubuk Buaya lalu klien dirujuk ke RS M Djamil dan masuk ke bangsal Ginekologi pada tanggal 2 september 2008 pukul 12.00 wib.Pada saat pengkajian klien sudah selesai di operasi
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelmnya klien tidak pernah menderita penyakit tumor.Pada tahun 2004 klien pernah operasi apendik di RS M Djamil padang

D. Riwayat Obstetri
 Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 th
Siklus haid : 1x 30 hari
Lama Haid : 4-5 hari
Banyaknya : 2-3 x ganti duk
Bau : Amis
Warna : Merah kecoklatan
Keluhan : Nyeri haid

E. Data Objectif
1. Tanda vital
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 84 x / i
c. Pernafasan : 22 x / i
d. Suhu : 37 C
e. Kesadaran : cmc
f. BB sebelum sakit : 45 kg
g. BB sekarang : 35 kg
h. TB : 153 cm
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
a) Kepala
 Rambut : bersih, tidak ada ketombe
 Mata
 Kelopak mata : tidak edema
 Konjungtiva : agak pucat
 Sklera : tidak ikterik
 Mulut : kering, ada stomatitis
 Muka : tidak oedema
 Gigi : tidak ada caries
b) Leher : tidak ada pembengkakan kelenjer tyroid
dan kelenjer limfe
c) Dada/mamae : simetris,
d) Abdomen
 Bekas luka operasi : ada.Terlihat luka bekas operasi dengan jahitan mulai dari pinggir atas simpisis samapai 3 jari dibawah processus xipoideus
e) Genitalia
 Kemerahan : tidak ada
 Pembengkakan : tidak ada
 Varises : tidak ada
 Oedema : tidak ada
 Parut : tidak ada
f) Ekstremitas
1. Atas
 Oedema : tidak ada
 Sianosis ujung jari: tidak ada
 Pergerakan : kurang aktif
2. Bawah
 Oedema : tidak ada
 Varises : tidak ada
 Pergerakan : kurang aktif
F. .Pemenuhan Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi/makan
Sehat : Makan 3x1 ( nasi + lauk pauk +buah dan sayur )
Sakit : Klien tidak ada nafsu makan ,klien makan dengan porsi sedikit dan susah untuk makan pada saat pengkajian klien hanya makan 5 sendok makan
3. Cairan / makanan
Sehat : Klien minum 7-8 gelas sehari
Sakit : Sakit 2-3 gelas sehari
4. Istirahat
Sehat : 7-8 Jam sehari
Sakit : 4-5 sehari
5. Eliminasi
BAB : 1 x dalam 3 hari
BAK : 200 cc perhari

G. Riwayat Alergi
Klien tidak ada riwayat alergi terhadap makanan ataupun obat obatan


H. Data Sosial Ekonomi
Klien anak petama dari 6 bersaudara dan tidak bekerja dan seluruh kebutuhan ditanggung oleh orang tua
I. Obat obatan
Ceftriaxon : 2x1
Ciprofloxaxin : 2x1
Asam mefenamat : bila nyeri
J. Data psikologis
Klien mengatakan cenas akan nyeri perut yang dirasakan klien mengatakan ingin cepat pulang
K. Data Penunjang :
Hb : 10,8 gr %
Ht : 31 %
Leukosit : 14.300
Trombosit : 213.000
















BAB IV
PEMBAHASAN KASUS


a) Penilaian Kasus
Dari tinjauan kasus terlihat bahwa klien merasakan bengkak pada perut sejak 2 tahun yang lalu dan pada tahun 2004 klien pernah mengalami operasi apendiks.Pada kasus ini terlihat bahwa penyakit lambat diketahui oleh klien dan baru 2 tahun kemudian ketika tumor sudah sebesar tinju orang dewasa baru klien mengetahui kalau ada sesuatu yang ada pada bagian perutnya.Adapun diagnosa pra bedah adalah : Kista ovarium kiri.
Klien merupakan rujukan poli dan dirawat di ruang ginekologi sejak tanggal 2 September.Data pada saat klien sampai di bangsal ginekologi :
Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 84 x/menit
S : 37 C
P : 22 x/menit
Kesadaran : CMC ( compo mentis cooperatif )
Keadaan umum sedang dengan status gizi sedang
Diagnosa : kista ovarium multipel kanan .Kemungkinan tindakan adalah salpingo ooferektomi dekstra mengingat ukuran kista besar memenuhi abdomen dan rongga pelvis
Inspeksi dari kepala sampai dada tidak ada yang istimewa atau dalam batas normal
Pemeriksaan Abdomen: Menurut status Ginekologis
Inspeksi : Tampak memblat ada luka sikatrik bekas luka operasi apendik
Palpasi : Massa Kistik sebesar tinju dengan permukaan rata pergerakan terbatas dan nyeri negatif
Perkusi :Redup diatas massa
Auskultasi : Bising usus positif

Penanganan Masalah Oleh RS
Adapun penanganan yang dilakukan oleh RS adalah : dengan melakukan LAPARATOMI.Laparatomi merupakan pembedahan pada bagian perut dengan tujuan untuk mengeluarkan kista atau tumor.Adapun jebis pembedahan yang dilakukan adalah pngangkatan tuba falopii dan ovarium kiri dan kemudian mengangkat kista .anestesi yang diapakai adalah adalah anestesi umum.Dipilih tindakan laparatomi karena ukuran kista yang sudah cukup besar dan sudah memenuhi rongga perut hingga pelvis dan pembedahan dilakukan dengan memotong salran tuba dab ovarium karena ukuran yang besar tadi sudah mengenai organ lain yaitu tuba.
Pasien tidur terlentang diatas meja operasi dengan spinal anestesi dipastikan kateter berfungsi degan baikKemudian dilakukan tindakan asepsis untuk membersihkan daerah operasi dengan larutan betadib 10 % didaerah abdominalis.Diperluas kedaerah genitalia eksterna dan 1/3 proksimal femur bagian depan dan dalam daerah operasi diperkecil dengan menutupkan handuk steril duk pertama dipasang didaerah simpisis samapai kebawah menutup ujung kaki duk kedua dipasang mulai setinggi pusat keatas sampai menutupi kepala 2 buah duk kiri kanan linea mediana inferior da berjarak 4 cm diantara keduanya dibuat goresan melintang pada linea mediana inferioar sepanjang 2 cm sebanayak 3 buah untuk mempermudah rekrontruksi kulit .Kemudian dilakukan insisi kulit pada linea mediana inferior sepanjang 10 cm keatas kearah umbilikus dan dilanjutkan ke lapisan subkutis.
Dilakukan pengeluaran massa tumor dari abdomen ligamentum infundibulopelvikum kiri diidentifikasi diklem dipotong diikat pangkal tuba kiri ligamentum ovarii proprium diklem dipotong dan diikat secara double .Massa tumor dapat dikeluarkan kemudian dibelah.Ternyata massa tumor berupa kista berisi cairan musinous multiple dan tidak berpapil.Kemudian pangkal tuba da ligamen ovarii proprium kiri denagn pangkal ligamen infundibulo pelvikum kiri disatukan setelah diyakini tidak ada perdarahan dari bekas operasi dilakukan nepitoneaksasi dengan ligamentum rotundum dan peritonium dan dilakukan eksplorasi ulang dan kemudian abdomen dijahit lapis selapis.

Perbandingan dengan penanganan saat ini yang mulai banyak dilakukan adalah metode laparaskopi namun bukan berarti mengesampingkan laparatomi .Namun untuk meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi maka tindakan penanganan sat ini yang sedang dikembangkan adalah laparaskopi

METODE LAPARASKOPI
Terapi bedah merupakan tindakan yang dilakukan pada pasien apabila kista tidak menghilang setelah ditunggu 2-3 bulan , memiliki ukuran yang besar ,menimbulkan keluhan seperti rasa nyer pada perut ,nyeri haid atau gangguan saat haid dan infertilitas.Dibandingkan dengan metode konvensional dimana pasien dibedah dengan sayatan yang lebar disekitar perut untuk pengangkatan kista metode laparoskopi merupakan metode terkini ( Gold Standart ) dalam dunia kedokteran
Laparaskopi merupakan teknik pembedahan atau operasi yang dilakaukan denag membuat 2 atau 3 lubang kecil ( diameter 5-10 mm ) disekitar perut pasien.Satu ubang pada pusar digunakn untuk memasukkan sebuah alat yang dilengakapi kamera untuk memindahkan gambar dalam rongga perut kelayar monitor smentara 2 lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain.
Teknik ini disebut juga tindakan minimal invasif ( Minimal Invasife Surgery ).Namun tindakan ini tetap memiliki resiko pada pasien terutama karena saat melalukan operasi tersebut dokter yang menangani memerlukan runga daam rongga perut sehingga memerlukan gas CO2 untuk mengembangkan rongga perut antara lain risiko yang dapat terjadi adalah tetjadi jika gas bertekanan tinggi tersebut masuk kedalam pembuluh darah
Untuk meminimalkan risiko dalam tindakan laparoskopi dokte merancang suatu alat yang mana saat operasi tidak memerluak gas CO2.Untuk mengembangkan rongga perut tidak perlu menggunakan CO2 tapi mengguanakan pengait baja .Teknik laparaskopi tanpa gas juga mempercepat pemulihan dan mengurangi nyeri luka post operasi.dan meminimalkan jahitan dan mengandung nilai estetika yang lebih dibanding laparatomi.Namun belum banyak dokter yang menguasai tindakan ini



























BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari uraian diatas adalah :
Kista oarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang menimbulan pembengkakan yang dapat berissi cairan mauapun berbentuk padat .Pada kasus yang diambil adapaun jenis kista yang diderita adalah kiustadenoma ovarii usinosum yang ditanganai dengan metoda laparatomi di RS M Djamil.Penemuan terbaru untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan Laparaskopi
Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan :
• Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan terutama kista ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas
• Penyakit ini disebut juga dengan sillent killer karena gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh penderita dan kebanyakan diketahui saat kista sudah besar
• Menghindari faktor pemicu timbulnya kista ovarium dan peningkatan status gizi sangatlah penting karena dari tubuh yang sehat akan memperkecil kemungkinan untuk terjangkit penyakit
• Menghindari makanan yang mengandung zat kimia dan makanan siap saji







DAFTAR PUSTAKA


Mansjoer ,Arif.2001.Kapita Selekta Kedokteran .Jakarta : EGC
Prawiroharjo,Sarwono.2005.Ilmu Kandungan .Jakarta : YBPSP
---------.2005.Ilmu Kebidanan .Jakarta : YBPSP
TIM FK UNPADJ.2001.Ginekologi.Bandung : FK UNPADJ
Manuaba ,I Gede Bagus.2004,Kapita Selekta Kedokteran dan KB .Jakarta : EGC
www.askep-askeb-kita.blogspot.com
lihat artikel tentang - Askeb Kista Ovarium
Konetn 1 Konten 2 Konten 3 Konten 4 Konten 5


Siklus Haid, Sindrom Pra-Haid dan Gangguan Haid

SIKLUS HAID, SINDROM PRA-HAID, SERTA GANGGUAN HAID DALAM MASA REPRODUKSI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan kehendak-Nyalah makalah yang berjudul “Siklus Haid, Sindrom Pra-Haid, serta Gangguan Haid dalam Masa Reproduksi” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak menemukan kesulitan yang disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat dorongan dan bimbingan berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dosen pembimbing, Bapak Usman, DCN, M. Kom. atas ilmu yang telah Ibu berikan kepada penulis.
2. Teman-temanku dan semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari, sebagai seorang mahasiswa yang pengetahuannya belum seberapa dan masih perlu banyak belajar dalam penulisan makalah ini, bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun agar makalah ini memiliki daya guna di masa yang akan datang.
Harapan penulis, mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan rekan mahasiswa.
Padang, Februari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDUHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian ....................................................................................... 3
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi ............................................... 3
2.3 Sindrom Pra-Haid............................................................................ 4
2.4 Siklus Haid....................................................................................... 7
2.5 Siklus Haid Perempuan Aktif............................................................ 10
2.6 Gangguan Haid................................................................................. 10
2.6.1 Hipermenorea......................................................................... 11
2.6.2 Hipomenorea.......................................................................... 12
2.6.3 Polimenorea............................................................................ 12
2.6.4 Oligomenorea.......................................................................... 12
2.6.5 Amenorea............................................................................... 13
2.6.6 Premenstrual Tension............................................................... 13
2.6.7 Mastalgia................................................................................ 13
2.6.8 Mittelschmerz.......................................................................... 14
2.6.9 Dismenorea............................................................................. 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................... 15
3.2 Saran................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Haid atau yang sering disebut dengan menstruasi merupakan pelepasan lapisan dalam (endometrium) yang disertai pendarahan, terjadi berulang setiap bulan secara periodik, kecuali pada saat hamil. Sedangkan siklus haid adalah waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya.
Siklus haid setiap perempuan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, bukan saja antara beberapa perempuan, tetapi juga pada perempuan yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar siklus haidnya tidak terlalu sama.
Sebelum datangnya haid, setiap perempuan umumnya mengalami sindrom bulanan atau yang lebih dikenal dengan sindrom pra-haid. Sindrom ini sangat mengganggu aktifitas perempuan, terutama mereka yang aktif bekerja diluar rumah.
Selain itu, gangguan haid juga sering terjadi seperti: dismenorea, hipermenorea, hipemenorea, amenorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dialami oleh para perempuan.
Karena kurangnya pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh sebagian besar perempuan tentang siklus haid, sindrom pra-haid, serta gangguan haid dalam masa reproduksi, maka penulis tertarik untuk membahas tentang masalah yang sering dialami oleh setiap perempuan ini.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai siklus haid, sindrom pra-haid, serta gangguan-gangguan haid apa saja yang dialami oleh perempuan dalam masa reproduksi.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Agar para perempuan lebih mengetahui tentang sindrom pra-haid, siklus haid, gangguan-gangguan selama haid, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan haid.
2. Agar perempuan aktif dapat mengatur siklus haidnya tanpa mengalami gangguan selama beraktifitas.
3. Agar perempuan tahu bagaimana cara mengurangi sindrom pra-haid yang sering mengganggu aktifitas mereka.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG , 2005: 103).
Menstruasi adalah penumpahan lapisan uterus yang terjadi setiap bulan berupa darah dan jaringan, yang dimulai pada masa pubertas, ketika seorang perempuan mulai memproduksi cukup hormon tertentu (‘kurir’ kimiawi yang dibawa didalam aliran darah) yang menyebabkan mulainya aliran darah ini (Robert P. Masland dan David Estridge, 2004: 51).
Menstruasi adalah puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi karena adanya serangkaian interaksi antara beberapa kelenjer didalam tubuh (Virnye Winiastri,dkk, 2002: 19).
2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya haid antara lain :
1) Faktor hormon
Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita yaitu:
ü FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dikeluarkan oleh Hipofise
ü Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium
ü LH (Luteinizing Hormone) dihasilkan oleh Hipofise
ü Progesteron dihasilkan oleh ovarium
2) Faktor Enzim
Enzim hidrolitik yang terdapat dalam endometrium merusak sel yang berperan dalam sintesa protein, yang mengganggu metabolisme sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.
3) Faktor vascular
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteria-arteria, vena-vena dan hubungan antaranya. Dengan regresi endometrium timbul statis dalm vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena.
4) Faktor Prostaglandin
Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan kontraksi myometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.
Secara khusus, perempuan mengalami haid pada usia dua belas dan tiga belas tahun, tetapi selalu terdapat perempuan yang mengalaminya pada usia lebih awal, kira-kira sepuluh tahun, dan beberapa diantaranya bahkan lebih dini. Dilain pihak , beberapa perempuan mungkin belum mengalami haid pada usia lima belas atau enam belas tahun. Ini semua bergantung pada produksi dan pelepasan hormon.
Cepat atau lambatnya haid (kematangan seksual) ini kecuali ditentukan oleh konstitusi fisik individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras atau suku bangsa, faktor iklim, cara hidup, dan milieu yang melingkungi anak. Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang anak gadis, umpamanya bisa memperlambat tibanya menstruasi.
Selanjutnya , rangsangan-rangsangan kuat dari luar, umpamanya saja berupa film-film sex (blue film) buku bacaan dan majalah-majalah bergambar sex godaan dan rangsangan dari kaum pria, pengamatan secara langsung terhadap perbuatan sex/coitus, semua itu tidak hanya meningkatkan memuncaknya atau semakin panasnya reaksi-reaksi sexual saja, akan tetapi juga mengakibatkan kematangan sexual yang lebih cepat pada diri anak. Maka pengaruh kultur dan peradaban itu tampaknya ambivalen sifatnya, artinya kultur dan peradapan dapat memperlambat atau mempercepat tempo kematangan sexual anak. Jadi, juga memperlambat atau mempercepat awal dari haid anak gadis.
2.3 Sindrom Pra-Haid
Beberapa saat sebelum mulai haid, atau bisa pada hari-hari haid, sejumlah gadis dan perempuan biasanya mengalami rasa tidak enak. Mereka biasanya merasakan satu atau beberapa gejala yang disebut sebagai kumpulan gejala sebelum haid atau istilah populernya Pre-menstrual syndrome (PMS).
Sindrom pra-haid adalah sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari pertama hingga hari keempat belas sebelum masa haid dimulai dan diikuti dengan tahap bebas gejala jika masa ini telah lewat (Anthony Tan,2002:23).
Beberapa dokter percaya bahwa sindrom pra-haid dialami oleh separuh dari total perempuan yang berada pada masa reproduktif. Sekitar lima persen dari perempuan yang mengalami PMS disarankan untuk mengurangi kegiatan sehari-hari mereka karena mereka sangat terganggu. Meskipun penyebabnya belum diketahui, sejumlah teori sedang diteliti. PMS mungkin berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.
Gejala-gejala atau perubahan-perubahan fisik dan mental yang sering dikeluhkan oleh para penderita sindrom pra-haid diantaranya yaitu:
a) Gejala fisik:
§ Kenaikan berat badan
§ Perasaan bengkak dan Pembengkakan (perut, jari, tungkai, pergelangan kaki, dll)
§ Ketidaknyamanan buah dada (pembesaran, nyeri tekan, terasa berat, terasa kaku)
§ Sakit kepala dan serangan migren
§ Pegal dan nyeri pada otot
§ Dismenore kongestif, yaitu sakit perut atau sakit pinggang bagian bawah
§ Berkurangnya air kencing
§ Perubahan kulit, termasuk bisul, jerawat, bercak putih, dan pembengkakan-pembengkakan lain
§ Perubahan nafsu makan (kehilangan nafsu makan atau keinginan makan makanan yang berlemak)
§ Perubahan tidur ( kurang tidur atau tidur berlebihan)
§ Tidak ada gairah untuk aktif serta badan terasa lelah
§ Mata terasa sakit, hidung tersumbat, dan timbul reaksi alergi
§ Mual, pingsan, asma, dan epilepsy
§ Kejang, terjadi karena dinding-dinding otot uterus dengan perlahan akan mengkerut untuk membantu mengeluarkan lapisan.
b) Gejala mental (psikis)
§ Ketegangan dan cepat marah (emosional)
§ Depresi, termasuk kurang percaya diri dan perasaan tidak berharga
§ Stres
§ Kelesuan
§ Berkurangnya daya konsentrasi dan daya ingat berkurang
§ Kecenderungan kearah keagresifan dan/atau kekerasan fisik
§ Control emosi yang rendah dan reaksi emosi yang tidak logis
§ Penurunan efisiensi, terutama dalam memecahkan masalah mental
§ Kurang atau tidak ada dorongan seks
§ Dorongan yang kuat untuk banyak makan, tidak ada hubungan dengan nafsu makan
§ Bertambahnya kecenderungan minum obat, tablet, dsb.
Sindrom ini dirasakan juga sangat mengganggu dalam keadaan-keadaan khusus, misalnya ketika ingin melakukan perjalanan jauh, beraktifitas, ujian, pertandingan olahraga, ibadah puasa, serta ibadah haji.
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat dasar fisiologis pada sindroma pra-haid. Meskipun satu sebab tunggal dari sindroma pra-haid belum ditemukan, para ilmuwan menyarankan bahwa sindroma pra-haid disebabkan oleh tali-temali yang rumit antara ketidakseimbangan hormon, stress, dan kekurangan gizi.
Sindrom pra-haid ini sangat menyiksa, karena hampir semua perempuan mengalaminya. Namun banyak juga perempuan yang mengalami kesulitan untuk mengenali sindrom pra-haid ini pada dirinya sendiri, terutama bagi mereka yang baru mengenal konsep sindrom pra-haid.
Berbagai faktor gaya hidup tampaknya menjadikan gajala-gajala lebih buruk termasuk stress, jumlah kegiatan fisik luar yang tidak memadai, dan diet yang mengandung gula, karbohidrat yang diolah, garam, lemak, alkohol dan kafein yang tinggi.
Empat kelompok gejala utama sindrom pra-haid telah diidentifikasi. Setiap perempuan dapat mengalami gejala-gejala dalam satu atau beberapa kelompok.
1) Ketegangan Pra-haid berciri khas ketegangan syaraf, perubahan suasana hati, rasa terganggu dan kecemasan.
2) Hiperhidrasi, atau sindroma hiperhidrasi, ditandai oleh penambahan berat badan, pembengkakan ditangan dan kaki, kelunakan buah dada, dan kembungnya perut.
3) Hasrat makan yang berarti bertambahnya selera dengan hasrat makan makanan-makanan manis atau asin, gejala-gejala pun mencakup sakit kepala, kelelahan, pusing, dan jantung yang berdebar.
4) Depresi pun umum dan mencakup mudah lupa, menangis, kebingungan dan sukar tidur.
Para perempuan yang diganggu oleh sindrom pra-haid dapat memperbaiki gejala-gejala mereka dengan melakukan perubahan-perubahan diet sebagai berikut:
· Mengurangi jumlah gula yang dimakan
· Menambah serat
· Makan makanan yang berprotein tinggi karena dapat menyebabkan lebih banyak air yang keluar tubuh , sehingga mengurangi rasa penuh diperut bagian bawah
· Meminum ramuan tradisional
· Mencakup satu hingga dua sendok makan minyak safflower dalam diet
· Mengurangi jumlah lemak yang dimakan
· Mengurangi jumlah garam yang dimakan jika retensi cairan merupakan masalah, karena garam menyebabkan tubuh berusaha menyimpan air dalam tubuh, sehingga menyebabkan rasa penuh diperut bagian bawah
· Menghindari kafein dan beberapa minuman ringan seperti cola, teristimewa jika kecemasan dan kelunakan buah dada merupakan masalah
Selain itu :
· Mencakup kegiatan fisik dalam kegiatan sehari-hari, dan
· Mempraktekkan teknik-teknik pengurangan stress secara teratur.
Banyak perempuan telah berkurang penderitaannya dengan ancangan gaya hidup yang moderat ini dan dianjurkan untuk pengobatan awal bagi sindroma pra-haid.
2.4 Siklus Haid
Siklus haid merupakan waktu sejak hari pertama haid sampai datangnya haid periode berikutnya. Sedangkan panjang siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya (Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, SpOG ,2005:103).
Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari.
Dalam satu siklus terjadi perubahan pada dinding rahim sebagai akibat dari produksi hormon-hormon oleh ovarium, yaitu dinding rahim makin menebal sebagai persiapan jika terjadi kehamilan.
Siklus haid perempuan normal berkisar antara 21-35 hari dan hanya 10-15 persen perempuan yang memiliki siklus haid 28 hari. Panjangnya siklus haid ini dipengaruhi oleh usia seseorang. Rata-rata panjang siklus haid gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada perempuan usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada perempuan usia 55 tahun 51,9 hari.
Siklus haid perempuan tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan usia. Pada masa remaja biasanya memang mempunyai siklus yang belum teratur, bisa maju atau mundur beberapa hari. Pada masa remaja, hormon-hormon seksualnya belum stabil. Semakin dewasa biasanya siklus haid menjadi lebih teratur, walaupun tetap saja bisa maju atau mundur karena faktor stres atau kelelahan.
Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 ± 16 cc. pada wanita yang lebih tua biasanya yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologik.
Setiap bulannya, haid berlangsung sekitar 3-7 hari. Setelah hari kelima dari siklus haid, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Pada sekitar hari ke-28, jika tidak terjadi pembuahan, endometrium meluruh dan terjadilah siklus berikutnya.
Siklus haid selama ± 1 bulan dapat kita bedakan dalam 4 masa (stadium):
1) Stadium Menstruasi atau desquamasi
Pada masa ini endometrium dicampakkan dari dinding rahim disertai dengan perdarahan, hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale. Stadium ini berlangsung selama 4 hari.
Jadi, dengan haid itu keluar darah, potongan-potongan endometrium dan lendir dari servix.
Darah itu tidak membeku karena ada fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan mucosa. Hanya kalau banyak darah keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan-bekuan darah dalam darah haid. Banyaknya perdarahan selama haid normal adalah ± 50 cc.
2) Stadium Post menstruum atau stadium regenerasi
Luka yang terjadi karena endometrium dilepaskan, berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang terjadi dari sel epitel kelenjer-kelenjer endometrium.
Pada saat ini tebalnya endometrium ± 0,5 mm, stadium ini sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.
3) Stadium Intermenstruum atau stadium proliferasi
Pada masa ini endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm.
Kelenjar-kelenjar tumbuhnya lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok.
Stadium proliferasi berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari hari pertama haid.
4) Stadium Praemenstruum atau stadium sekresi
Pada stadium ini endometrium kira-kira tetap tebalnya tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku dan mengeluarkan getah. Dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur. Memang maksud dari perubahan ini tidak lain dari pada mempersiapkan endometrium untuk menerima telur.
Pada endometrium sudah dapat dibedakan lapisan atas yang padat (stratum compactum) yang hanya ditembus oleh saluran-saluran keluar dari kelenjar-kelenjar, lapisan mampung (stratum spongiosum), yang banyak lubang-lubangnya karena disini terdapat rongga dari kelenjar-kelenjar dan lapisan bawah yang disebut stratum basale.
Stadium sekresi ini berlangsung dari hari ke-14 sampai 28. Kalau tidak terjadi kehamilan maka endometrium dilepaskan dengan perdarahan dan berulang lagi siklus menstruasi.
2.5 Siklus Haid Perempuan Aktif
Kini perempuan aktif yang sibuk bekerja, diluar maupun didalam rumah, dimungkinkan dapat mengatur sendiri siklus haid mereka. Mengatur siklus haid dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu dengan cara menunda haid atau menjarangkannya. Haid dimungkinkan tidak terjadi setiap bulan, tetapi dalam kurun waktu tertentu, misalnya empat kali dalam setahun.
Namun, hal ini hanya dapat terjadi jika perempuan mengkonsumsi kontrasepsi oral yang mengandung hormon estrogen dan hormone progesterone. Dengan demikian, maka bagi perempuan yang akan melaksanakan ibadah haji atau ibadah puasa sekarang tidak akan terganggu lagi. Juga bagi kita yang akan melakukan perjalanan jauh pun tidak akan mengalami gangguan haid lagi.
Karena siklus haid ini rutin terjadi pada setiap perempuan, maka sebaiknya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Menjaga kebersihan dengan mandi dua kali sehari menggunakan sabun mandi biasa, pada saat mandi organ reproduksi luar perlu cermat dibersihkan.
b) Mengganti pembalut minimal empat kali sehari terutama sehabis buang air kecil.
c) Bila perut, terutama daerah sekitar rahim, terasa nyeri, dan masih dapat diatasi (ringan), tidak usah dibiasakan minum obat penghilang rasa sakit, kecuali sangat mengganggu kegiatan sehari-hari, seperti misalnya hingga menyebabkan pingsan.
d) Makan makanan bergizi terutama yang banyak mengandung zat besi dan vitamin, seperti hati ayam/sapi, daging, telur, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
e) Aktivitas harian tidak perlu diubah kecuali bila ada aktivitas fisik yang berlebihan misalnya olahraga berat.
2.6 Gangguan Haid
Adapun tanda-tanda gangguan haid adalah:
* Bagi perempuan tertentu, tidak teraturnya haid merupakan keadaan wajar, namun bagi perempuan lainnya keadaan ini dapat merupakan tanda bagi penyakit menahun, kekurangan darah (anemia), gangguan gizi (malnutrisi), atau mungkin adanya infeksi atau tumor dalam rahim (uterus).
* Apabila haid tidak terjadi pada saat yang seharusnya, hal ini mungkin menunjukkan tanda kehamilan. Akan tetapi masa haid yang tidak teratur atau tidak mendapat haid sering merupakan keadaan yang wajar bagi banyak remaja yang baru saja mendapatkan haid dan bagi perempuan yang berusia diatas 40 tahun. Kecemasan dan gangguan emosional dapat menyebabkan seorang wanita tidak mendapatkan haid.
* Apabila perdarahan mulai terjadi selama kehamilan, hal ini hampir selalu menjadi tanda permulaan suatu keguguran atau abortus (kematian bayi didalam kandungan)
* Apabila masa haid berlangsung lebih dari enam hari, dan darah yang dikeluarkan banyak dan tidak seperti biasanya, atau haid lebih dari satu kali dalam sebulan, maka anda harus meminta nasehat dokter.
Gangguan haid dan siklusnya, khususnya dalam masa reproduksi, dapat digolongkan kedalam:
  1. kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:
a. hipermenorea atau menoragia
b. hipomenorea
  1. kelainan siklus:
a. polimenorea
b. oligomenorea
c. amenorea
  1. perdarahan diluar haid:
a. metroragia
  1. gangguan lain yang ada hubungan dengan haid:
a. premenstrual tension (ketegangan prahaid)
b. mastodinia
c. Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
d. Dismenorea
2.6.1 Hipermenorea (Menoragia)
Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam uterus, misalnya adanya mioma uteri dengan permukaan endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kontraktilitas yang terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada waktu haid, dan sebagainya. Pada gangguan pelepasan endometrium biasanya terdapat juga gangguan dalam pertumbuhan endometrium yang diikuti dengan gangguan pelepasannya pada waktu haid.
Terapi pada hipermenorea pada mioma uteri niscaya tergantung dari penanganan mioma uteri, sedangkan diagnosis dan terapi polip endometrium serta gangguan pelepasan endometrium terdiri atas kerokan.
2.6.2 Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek dan atau lebih kurang dari biasa. Sebab-sebabnya dapat terletak pada konstitusi penderita, pada uterus (misalnya sesudah miomektomi), pada gangguan endokrin, dan lain-lain. Kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri atas menenangkan penderita. Adanya hipomenorea tidak mengganggu fertilitas.
2.6.3 Polimenorea
Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa ( kurang dari 21 hari). Perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yang terakhir ini diberi nama polimenoragia atau epimenoragia.
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karena peradangan, endometriosis, dan sebagainya.
2.6.4 Oligomenorea
Di sini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih dari 3 bulan, hal itu sudah mulai dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
Oligomenorea dan Amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedannya terletak tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih panjang dari biasa.
2.6.5 Amenorea
Amenorea adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya tiga bulan berturut-turut. Lazim diadakan pembagian antara amenorea primer dan amenorea sekunder. Amenorea primer apabila seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak pernah dapat haid, sedangkan pada amenorea sekunder penderita pernah mendapat haid tetapi kemudian tidak dapat lagi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan congenital dan kelainan-kelainan genetic. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain.
2.6.6 Premenstrual Tension (Tegangan Prahaid)
Premenstrual tension merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Gejala-gejala yang tidak seberapa berat banyak dijumpai, terutama pada wanita berumur antara 30 dan 45 tahun. Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah, insomia, nyeri kepala, mudah tersinggung, sukar tidur, perut kembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mamma, dan sebagainya. Sedangkan pada kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala fisik tersebut diatas.
2.6.7 Mastalgia
Gejala mastalgia adalah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid. Sebabnya edema dan hiperemi karena peningkatan relative dari kadar estrogen. Pada pemeriksaan harus diperhatikan adanya radang atau neoplasma.
Terapi biasanya terdiri atas pemberian diuretikum, sedang pada mastalgia keras kadang-kadang perlu diberikan metiltestosteron 5 mg sehair secara sublingual. Bromokriptine dalam dosis kecil dapat membantu pengurangan penderitaan.
2.6.8 Mittelschmerz
Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid, pada saat ovulasi. Rasa nyeri yang terjadi mungkin ringan, tetapi mungkin juga berat. Lamanya mungkin hanya beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus sampai 2-3 hari. Rasa nyeri dapat disertai atau tidak disertai dengan perdarahan, yang kadang-kadang sangat sedikit berupa getah berwarna coklat, sedang pada kasus lain dapat merupakan perdarahan seperti haid biasa.
Diagnosis dibuat berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak mengejang, tidak menjalar, dan tidak disertai mual dan muntah.
Penanganan umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang bersangkutan.
2.6.9 Dismenorea
Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Karena gangguan ini sifatnya subjektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Walaupun frekwensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan.
Oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak dibawah perut sebelum dan selama haid dan sering kali rasa mual, maka istilah dismenorea hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau beberapa hari.
Penanganan dismenorea ini dapat dilakukan dengan cara penerangan dan nasehat, pemberian obat analgesic, terapi hormonal, teapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin, dilatasi kanalis servikalis, dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Haid atau menstruasi merupakan ciri khas kematangan biologis seorang perempuan. Haid merupakan salah satu perubahan siklik yang terjadi pada alat kandungan sebagai persiapan untuk kehamilan.
Setiap perempuan normal akan mengalami haid setiap bulannya, yang dipengaruhi oleh faktor hormon, enzim , vascular, dan prostaglandin.
Sebelum datangnya haid perempuan akan mengalami sindrom pra-haid yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang berupa perubahan-perubahan atau gejala-gejala fisik maupun mental. Sindrom pra-haid ini berkaitan dengan meningkatnya kadar hormon setiap bulan, rendahnya kadar gula, kekurangan vitamin, perubahan yang tetap dalam bichemicals didalam otak yang mempengaruhi mood, kombinasi dari faktor-faktor itu, atau bukan salah satunya.
Sindrom pra-haid ini tidak selalu sama pada setiap orang, begitu juga dengan siklus haid juga berbeda antara setiap perempuan walau saudara kembar sekalipun. Siklus haid biasanya 28 hari, yang berlangsung selama 3-7 hari. Siklus ini tidak selalu sama setiap bulannya. Perbedaan siklus ini ditentukan oleh beberapa faktor, misalnya gizi, stres, dan usia.
Siklus haid ini berlangsung dalam 4 masa (stadium) yaitu stadium menstruasi, stadium post menstruum, stadium inter menstruum, dan stadium pramenstruum.
Sekarang para perempuan aktif yang sibuk bekerja, baik didalam maupun diluar rumah, tidak perlu khawatir lagi, karena mereka dapat mengatur siklus haid mereka dengan cara mengkonsumsi kontrasepsi oral yang mengandung hormone estrogen dan progesterone.
Adapun gangguan haid yang terjadi dalam masa reproduksi seperti hipermenorea, hipomenorea, polimenorea, oligomenorea, amenorea, premenstrual mention, mastalgia, mittelschmerz, disminorea, dan masih banyak gangguan haid lainnya yang sering dirasakan oleh setiap perempuan.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:
a) Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.
b) Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan untuk melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola makan seperti yang telah dijelaskan pada bab pembahasan.
c) Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan, agar dapat menjelaskan tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin, untuk mengurangi rasa takut yang sering dialami oleh anak-anak ketika menghadapi menarche (haid yang pertama kali datang).
d) Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal yang berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama haid.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran. 1996. Gangguan Haid pada Remaja dan Dewasa. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Burns, August,dkk. 2000. Pemberdayaan Wanita dalam Bidang Kesehatan. Yayasan Essentia Medica: Yogyakarta.
Masland, Robert, dkk. 2004. Apa yang Ingin Diketahui Remaja tentang Seks. Bumi Aksara: Jakarta.
Shreeve, Caroline. 1993. Sindrom Pramenstruasi. Arcan Penerbit Umum: Jakarta.
Tan, Anthony. 2002. Wanita dan Nutrisi. Bumi Aksara: Jakarta.
Werner, David, dkk. 1999. Apa Yang Anda Kerjakan Bila Tidak Ada Dokter. Yayasan Essentia Medica dan Andi Offset: Yogyakarta.
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta.
Winiastri, Virnye, dkk. 2002. Pengalaman Materi Membantu Remaja Mengatasi Dirinya. Deputi Bidang KB dan Kespro BKKBN: Jakarta.
Zein, Asmar Yetty, dkk. 2005. Psikologi Ibu dan Anak. Fitramaya: Yogyakarta
www.askep-askeb-kita.blogspot.com
lihat artikel tentang - Siklus Haid, Sindrom Pra-Haid dan Gangguan Haid
Konetn 1 Konten 2 Konten 3 Konten 4 Konten 5

Artikel yang berhubungan:

kti